Pancaroba adalah periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya, sering dikaitkan dengan peningkatan kasus penyakit demam berdarah (DBD). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yakni media penularan DBD.
Namun, bagaimanakah pancaroba bisa berkaitan dengan meningkatnya kasusPerubahan Suhu dan Kelembaban: Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang tidak menentu pada musim pancaroba meningkatkan populasi nyamuk Aedes aegypti. Menurut penelitian, suhu hangat dan lembab menjadi lingkungan yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk, serta telur nyamuk yang tersimpan di genangan air hujan menjadi lebih cepat menetas.
Genangan Air: Curah hujan yang tinggi pada musim hujan sebelumnya menghasilkan banyak genangan air, genangan tersebutlah yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Genangan air ini dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti bak mandi, talang air, ban bekas, dan tempat penampungan air lainnya.
Perilaku Manusia: Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, seperti membiarkan sampah menumpuk dan tidak menguras bak mandi secara rutin turut meningkatkan risiko perkembangbiakan nyamuk terlebih pada saat pancaroba.
Akibat yang dirasakan dari Meningkatnya Kasus DBD:
Kesehatan: Menurut data dari Kemenkes, peningkatan kasus DBD dapat membebani sistem kesehatan di Indonesia dan meningkatkan angka kematian terutama bagi anak-anak dan orang tua yang rentan terhadap penyakit ini dan kurangnya edukasi yang cukup untuk penanganan dan penanggulangannya.
Faktor Ekonomi:Â Biaya pengobatan DBD tentu akan menyebabkan kerugian ekonomi bagi keluarga pasien dan masyarakat secara keseluruhan. Menurut berbagai data, pengobatan untuk DBD bisa berkisaran Rp 5-20 juta.
Pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan meliputi :
3M Plus: Melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara rutin, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, serta memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.Â
Fogging:Â Melakukan pengasapan (fogging) di daerah yang rawan DBD untuk membunuh nyamuk dewasa, dan mencegah terjadi penularan DBD.
Kebersihan Lingkungan:Â Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membiarkan sampah menumpuk dan menguras bak mandi secara rutin.
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat:Â Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya DBDÂ dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui edukasi dan kampanye kesehatan, terlebih pada mereka yang memiliki kekurangan dalam finansial.
Kolaborasi dari Berbagai Pihak: Mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam upaya pengendalian DBD.
Daftar Pustaka:
https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2022/12/KEMENKES-RI-DEMAM-BERDARAH.pdf
https://rsud.tulungagung.go.id/waspadai-penyakit-yang-muncul-saat-pancaroba
https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-musim-pancaroba-dan-berbagai-dampaknya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H