Mohon tunggu...
Calvin MayroSihombing
Calvin MayroSihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Saya Memaknai Olah Rasa

2 Juli 2023   14:55 Diperbarui: 2 Juli 2023   15:47 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kehidupan tidak bisa memilah hal yang baik dan buruk, apakah hidup ini akan berjalan seperti biasanya?

Olah rasa secara harfiah terdiri dari dua kata yang masing masing memiliki artinya tersendiri. "Olah" sendiri adalah cara kita dalam melalukan suatu hal yang sesuai dengan keinginan kita, sedangkan "rasa" yaitu tanggapan indra kita terhadap sesuatu yang membawa kesan. 

Jika kita ingin mengerti pengertian dari olah rasa sendiri, kita tidak bisa mengartikannya secara terpisah antara "olah" dan "rasa", melainkan keduanya sudah dipersatukan sehingga menjadi satu makna baru. 

Olah rasa sendiri merupakan teknik dalam mengontrol emosi, perasaan dan hati supaya dapat merasa bahagia dalam kondisi yang sulit atau terancam sekalipun. 

Secara sederhana Olah rasa dapat kita maknai sebagai teknik pengolahan tubuh, agar memiliki ketajaman dan kepekaan rasa ketika melakukan suatu hal.

Olahrasa tidak kalah penting dengan saudara-saudaranya yang lain, yaitu olahraga dan olah pikir. Perlu diketahui bahwa Olahraga, olah pikir dan olah rasa adalah hal yang sama tetapi berbeda, sama karena sama sama tujuannya untuk meningkatkan, tetapi menjadi berbeda karena objek peningkatannya yang berbeda.

Contohnya olahraga yang ditingkatkan adalah fisiknya, lalu olah pikiran meningkatkan akal kita, sedangkan olah rasa yang ditingkatkan adalah rasa kepekaaan kita dalam memilah hal yang baik dan buruk.

Olahrasa tidak mengenal yang namanya salah dan benar, yang ada hanya baik dan buruk. Hal ini tentunya berbeda dengan olah pikir yang memikirkan salah dan benar.

Yang menjadi pembeda antara salah dan benar dengan baik dan buruk adalah cara penilainnya.  Jika benar dan salah dinilai oleh akal, maka baik dan buruk dinilai oleh rasa.

Dalam bidang kesenian, terutama seni teater, praktik olah rasa perlu dipelajari dan ditekuni. Karena mempermudah pemain untuk mendalami peran.

Ekspresi yang baik dan gerakan tubuh yang lihai tanpa olah rasa akan percuma. Karena olah rasa membantu pemain mengekspresikan emosinya dengan tepat.

Pemain teater perlu berlatih olah rasa untuk meningkatkan kepekaan diri mereka, baik untuk diri sendiri juga orang lain.

Begitupun dengan kita, walaupun kita bukan pemain teater, tetapi olahrasa perlu dilatih untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap hal yang baik dan buruk. Kita harus tau bagaimana mengekspresikan emosi dengan tepat, kita juga harus bisa peka terhadap diri kita sendiri juga orang lain. 

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melatih olah rasa yang ada di dalam diri seseorang, yang pertama adalah melatih fokus.

Fokus menjadi salah satu hal penting dalam olah rasa, karena dengan fokus kita bisa menjadi peka terhadap sekitar kita. Jika olah rasa menuntut bagaimana kita harus memiliki ketajaman dan kepekaaan rasa ketika melakukan sesuatu hal, maka kefokusan menjadi sumbu utama yang harus dilatih dan dikuasai.

Lalu bagaimana melatihnya?

Hal sederhana yang biasanya saya lakukan dalam melatih fokus adalah dengan melatih pernapasan. Mengatur ritme lalu merasakan keluar masuknya udara ke dalam diri kita adalah bentuk relaksasi diri, sekaligus memacu kita untuk bisa lebih konsentrasi dan fokus.

Banyak sekali contoh dalam keseharian kita yang bisa membuktikan pernyataan tersebut. Contohnya jika kita sedang terbalut emosi lalu dalam segala tindakan, kita melakukannya dengan menggebu-gebu atau tidak fokus bahkan tidak terkendali. Maka yang biasanya dilakukan untuk mengatur emosi agar lebih terkendali adalah dengan mengatur pernapasan kita. 

Dengan kita merasakan tiap tarikan dan hembusan nafas kita, maka secara tidak sadar otak kita akan menenangkan diri kita. Sehingga yang tadinya kita terbalut emosi, bisa menjadi redam hanya karena pengolahan nafas ini.

Dengan ketenangan yang dihasilkan dari pengolahan nafas inilah pada akhirnya bisa membuat kita lebih fokus dan konsentrasi dalam melakukan suatu hal.

Selanjutnya hal kedua yang saya lakukan untuk melatih olahrasa adalah dengan menemukan titik penyeimbang dalam kehidupan.

Keseimbangaan ini saya temukan ketika saya melakukan kegiatan yang saya gemari, yaitu seni musik.

Saya merasa dalam kesenian inilah kita sewajarnya dapat mengekspresikan diri kita, tanpa adanya penilaian dari sekitar.

Bukan berarti penilaian sekitar menjadi tidak penting, tetapi ini membenarkan pernyataan bahwa rasa yang kita miliki sudah sepatutnya kita yang menilainya, karena kita yang merasakan. Pihak luar bisa menilai, tetapi hakekatnya tiap pribadi punya penilaiannya masing-masing terhadap rasa yang dimilikinya. 

Intinya adalah keseimbangan ini menjadi penting dalam olah rasa untuk kita mengenal siapa diri kita, karena kepekaan terhadap sekitar muncul saat kita sudah bisa peka terhadap diri kita sendiri. Bagaimana kita ingin peka terhadap sekitar jika dengan diri sendiri pun kita tidak peka.

Pada akhirnya, semua kembali kepada diri masing-masing. Semua bisa mengartikan olah rasa dengan persepsinya sendiri. Begitupun dengan bentuk pelatihannya, tiap tiap orang bisa berbeda-beda caranya, pada hakekatnya semuanya benar jika tujuannya sama-sama untuk meningkatkan kepekaan rasa yang ada di diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun