Mohon tunggu...
Calvin JordanSimanjuntak
Calvin JordanSimanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Swasta D.I.Yogyakarta

Mahasiswa, D.I.Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat "4 Mantan" dari Sudut Psikoanalisis

16 November 2021   18:01 Diperbarui: 17 November 2021   19:16 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film merupakan media komunikasi yang dapat dianalisis dengan berbagai pendekatan. Media ini dibangun dengan gabungan objek visual dan berbagai elemen lainnya untuk menciptakan makna. 

Dapat diartikan bahwa film adalah media yang memiliki makna. Terdapat pernyataan yang serupa yang menyatakan film menciptakan makna. Azhar juga mengungkapkan bahwa, pada setiap film memiliki konteks yang dikemas yang memberikan pengaruh kognitif.

Kedua pernyataan tersebut menjadi alasan mengapa film menjadi tertarik untuk dianalisis. Salah satunya film 4 Mantan (2020) yang menarik untuk dianalisis, khususnya dengan pendekatan secara psikoanalisis milik Sigmund Freud.

Mengenal Psikoanalisis

Psikoanalisis adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis film. Pendekatan yang identik dengan Sigmund Freud ini dekat dengan dunia psikologi.

Psikoanalisis ini sebenarnya berbicara mengenai konflik yang ada dalam diri kita. Konflik yang dimaksud adalah konflik batin ketika membuat pilihan baik secara sadar maupun tidak sadar.

Psikoanalisis dalam Ryan digambarkan sebagai gambaran pikiran baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Dimana dalam diri manusia terdapat bagian baik yang dapat maupun tidak bisa di kontrol. 

Pikiran tersebut membuat manusia memiliki konflik dalam diri mereka, baik dari keinginan, moral, dan kesadaran. Keadaan dalam diri manusia tersebut digambarkan melalui Id, Ego, dan Superego milik Freud.

Ketiga istilah tadi merupakan bagian dari diri manusia sebelum mereka melakukan sesuatu. Jika dilihat ketika ingin melakukan sesuatu ada hal yang secara sadar/tidak sadar yang membuatnya memilih/tidaknya.

Id berbicara mengenai hasrat atau keinginan yang tidak terkendali dalam diri manusia. Ego pada psikoanalisis berbicara mengenai kesadaran dan sikap rasional manusia. Superego lebih pada suara otoritas yang terinternalisasi seperti budaya atau moral.

Ketiga hal tersebut ada yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Id berada dalam sisi tak sadar, Superego pada sisi sadar, serta Ego sebagai penengah keduanya berada pada sisi sadar dan tak sadar.

Ketiga hal tersebut menarik digunakan untuk meneliti film khususnya pada tokohnya. Pada kali ini akan membahas Alex pada film 4 Mantan (2020).

Berkenalan dengan Film 4 Mantan

Film 4 Mantan adalah salah satu film yang disutradarai oleh Hanny Saputra. Film ini mengangkat cerita tentang psikologis  yaitu kepribadian ganda. Cerita disebut dikemas melalui genre thriller.

Dalam film 4 Mantan tokoh utama Alex diceritakan memiliki kepribadian ganda. Setiap kepribadian ini digambarkan melalui 4 tokoh wanita, Sara, Airin, Rachel, dan Amara.

Pada awal film diceritakan keempat mantan Alex secara mengejutkan mendapatkan kabar tak terduga. Keempat mantan mendapatkan kabar duka bahwa Alex meninggal.

Secara keseluruhan film sebenarnya menceritakan 4 kepribadian Alex dalam bentuk 4 mantannya. Keempat mantan dalam film ini adalah kepribadian Alex yang diciptakan dari pengalaman hidupnya.

Keunikan dari karakter Alex ini dapat dianalisis dengan pendekatan psikoanalisis milik Sigmund Freud.

Analisis Psikoanalisis dalam 4 Mantan

Psikoanalisis milik Freud berbicara mengenai konflik batin. Kali ini kita melihat konflik batin dalam diri Alex.

Alex mengalami kepribadian ganda, kepribadiannya muncul karena pengalaman masa lalu. Masa lalu Alex membuatnya memiliki kepribadian ganda tersebut.

Masa lalu dalam diri kita yang negatif dapat membentuk hal dalam jiwa kita suatu perilaku berbahaya. Masa lalu Alex pun juga ada yang menarik diteliti dengan Id.

Alex ketika kecil dikurung oleh ibunya di dalam ruangan kecil yang membuatnya kelaparan. Kondisi lapar membuat Alex harus memakan tikus yang ada di ruangan tersebut. 

Kondisi ini terjadi karena Alex harus memenuhi hasrat laparnya dan Egonya sadar bahwa dia harus makan. Dalam kondisi tersebut ego lebih memilih untuk menonjolkan Id. Jika dipikir mana mungkin manusia memakan daging tikus. Keadaan yang mendesak membuatnya mau tak mau memakannya.

Masa sekarang yang dialami Alex juga menarik diteliti secara psikoanalisis. Dimana perisakan yang terjadi pada dirinya yang mendorong pembunuhan terhadap 3 teman  gym.

Keadaan itu terjadi karena Id Alex yang harus terpenuhi dan ego serta superego yang tidak bisa menahannya. Alex harus memenuhi keinginannya untuk membunuh 3 teman gymnya agar puas. 

Kepribadian Rachel yang dibentuk oleh Alex. Kepribadian ini dibentuk oleh Alex karena Id nya yang menyukai Rachel, model dalam majalah. Namun pada tahap ini Ego dan Superego Alex bermain sehingga ia hanya menciptakan kepribadian tersebut.

Secara keseluruhan, Alex kehilangan ego dan superegonya karena pengalaman masa lalunya. Hal ini membuatnya selalu memenuhi Idnya seperti, membunuh 3 teman gym.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun