Mohon tunggu...
Calv Indo
Calv Indo Mohon Tunggu... Lainnya - CEO Creative Agency Legacy Ventures

Sebagai CEO dan pendiri CALV (Creative Agency Legacy Ventures) atau dikenal juga sebagai Calv-Indo, Min Calv membawa visi dan semangat tinggi untuk membantu bisnis mencapai potensi terbaiknya melalui solusi kreatif dan digital yang inovatif. Dengan latar belakang yang kuat dalam pengembangan teknologi dan strategi digital, Randhi telah membentuk CALV menjadi agensi kreatif yang fokus pada pengembangan situs web, aplikasi mobile, dan solusi digital lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Smart Farming Pertanian Cerdas di Era Digital

18 November 2024   12:22 Diperbarui: 18 November 2024   12:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun smart farming menawarkan banyak manfaat, penerapannya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah masalah infrastruktur digital. Tidak semua daerah memiliki akses internet yang memadai, padahal konektivitas adalah kunci utama dalam smart farming.

Selain itu, biaya awal untuk mengadopsi teknologi ini sering kali dianggap terlalu mahal bagi petani kecil. Perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pihak swasta untuk membantu petani mengakses teknologi ini, baik melalui subsidi maupun pelatihan.

Namun, beberapa daerah sudah mulai mengadopsi smart farming. Misalnya, proyek smart farming di Jawa Barat yang memanfaatkan sensor dan drone untuk meningkatkan hasil panen padi. Proyek ini menjadi contoh sukses bagaimana teknologi dapat membantu petani meningkatkan produktivitas.

Bagaimana Memulai Smart Farming?

  1. Pelajari Kebutuhan Lahan Anda
    Sebelum mengadopsi teknologi, petani perlu memahami kebutuhan spesifik lahannya. Apakah masalah utama adalah kekurangan air, serangan hama, atau nutrisi tanah? Dengan mengetahui kebutuhan ini, petani dapat memilih teknologi yang paling sesuai.

  2. Mulai dari Teknologi Dasar
    Untuk memulai, tidak perlu langsung mengadopsi semua teknologi canggih. Sensor tanah atau aplikasi cuaca adalah langkah awal yang terjangkau tetapi sangat efektif.

  3. Manfaatkan Dukungan Lokal
    Cari informasi tentang program pemerintah atau pelatihan yang mendukung smart farming. Banyak komunitas dan organisasi yang menawarkan pelatihan gratis atau bersubsidi untuk memperkenalkan teknologi ini kepada petani.

Kesimpulan

Smart farming adalah langkah revolusioner dalam dunia pertanian yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Di Indonesia, potensi smart farming sangat besar, terutama dengan dukungan infrastruktur dan pelatihan yang tepat.

Bagi petani, adopsi teknologi ini mungkin tampak menantang pada awalnya, tetapi manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar. Dengan teknologi seperti sensor, drone, dan AI, masa depan pertanian di Indonesia bisa menjadi lebih cerah dan lebih berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun