Windah Basudara, YouTuber terkenal dengan gaya humorisnya, kembali membuat kejutan dengan lagu absurdnya yang berjudul "Aoeer Aoeran". Awalnya, lagu ini hanyalah candaan sederhana dalam video YouTube-nya. Namun, siapa sangka lagu tersebut berkembang menjadi fenomena unik di TikTok, bahkan disulap menjadi seolah-olah lagu klasik yang populer di era 1950-an. Fenomena ini, tentu saja, membuat banyak orang tertawa sekaligus bingung kok bisa lagu konyol ini jadi "lagu jadul" favorit bocil TikTok?
Dalam beberapa minggu terakhir, banyak kreator TikTok mulai membuat video yang memutar lagu "Aoeer Aoeran" dengan aransemen yang lebih "klasik". Mereka mengedit video dengan filter hitam putih atau sepia, ditambah musik jazz atau piano lembut ala tahun 50-an. Seakan-akan lagu ini memang benar-benar karya lama yang dulu digemari oleh "generasi lawas." Beberapa kreator TikTok seperti @ridzver, @santuybro, dan @classicvibes bahkan menambahkan caption seperti "hits 1950" atau "favorit masa kakek-nenek kita."
Uniknya, tren ini tidak hanya berhenti pada visual klasik. Bocil TikTok yang menonton ikut memeriahkan dengan komentar-komentar kocak yang dibuat seolah-olah mereka benar-benar mengenang masa lampau. Berikut adalah beberapa komentar yang berhasil menarik perhatian banyak pengguna:
- @anakjadul69: "Wah, kakek gue dulu sering muter lagu ini tiap malam minggu. Kebawa nostalgia jadinya."
- @neneknostalgia: "Dulu nenek sering nyanyi ini sambil ngulek sambel. Kenangan banget pokoknya."
- @retrolover13: "Zaman dulu ini sih sering diputar di radio pas acara nostalgia malam. Ngena banget!"
Dengan gaya bahasa jadul dan komentar yang seolah serius, tren ini menjadi semakin lucu dan menarik perhatian. Banyak yang seakan-akan percaya kalau "Aoeer Aoeran" adalah lagu klasik yang benar-benar populer di masa lampau, padahal kenyataannya ini hanyalah lagu random yang diciptakan oleh Windah untuk bercanda.
Kenapa Tren Ini Bisa Viral?
Ada beberapa alasan mengapa tren ini cepat viral dan disukai banyak orang, terutama di kalangan anak muda di TikTok:
1. Nostalgia Palsu:Â Tren ini bermain dengan konsep nostalgia yang palsu, di mana orang merasa terhubung dengan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Kombinasi antara visual vintage dan komentar seolah-olah "mengenang masa lalu" membuat tren ini terasa unik.
2. Kreativitas Tanpa Batas di Media Sosial: Di platform seperti TikTok, ide-ide sederhana bisa berkembang menjadi sesuatu yang besar dan menarik perhatian publik. Kreator bisa saja mengambil elemen humor dari video Windah dan memolesnya dengan cara yang berbeda, menciptakan sesuatu yang baru.
3. Komunitas yang Kompak: Fenomena ini juga menunjukkan betapa kompaknya komunitas fans Windah Basudara. Mereka ikut membuat konten serupa, mengomentari dengan gaya jadul, bahkan saling mendukung satu sama lain dalam menyebarkan humor ini.
Beberapa link TikTok yang menjadi inspirasi untuk tren ini bisa dilihat pada unggahan berikut:
- [@yumiansyah](https://vt.tiktok.com/ZSjM57D4p/)
- [@galaxykaizer](https://vt.tiktok.com/ZSjM57D4p/)
- [@classicvibes](https://vt.tiktok.com/ZSjM57D4p/)
- [@ridzver](https://vt.tiktok.com/ZSjMaAK7V/)
Sumber: https://youtu.be/XU2uU1ZChbc?si=YNeyBQfdmfKFtNEi
Pengaruh Fenomena "Aoeer Aoeran"
Fenomena "Aoeer Aoeran" menunjukkan betapa dinamisnya kreativitas di media sosial saat ini. Hal yang sederhana, seperti lagu random dari YouTuber, bisa bertransformasi menjadi sesuatu yang sangat berbeda dengan dukungan dan partisipasi dari komunitas. TikTok telah menjadi wadah di mana humor dan kreativitas bisa berkembang pesat, serta tren seperti ini seringkali mencerminkan betapa besar kekuatan komedi dan nostalgia dalam menjangkau orang banyak.
Kesimpulan:
Lagu "Aoeer Aoeran" mungkin tidak akan pernah menjadi lagu klasik sungguhan, tetapi berkat kreativitas para kreator TikTok, ia telah menemukan "kehidupan kedua" sebagai lagu nostalgia yang tak pernah ada. Tren ini bukan hanya sekadar candaan; ia adalah bukti bahwa di era digital, apa pun bisa menjadi tren jika diberi sentuhan humor dan dibagikan dengan semangat yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H