Mohon tunggu...
Calvin Daniswara Bahtiar
Calvin Daniswara Bahtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Pencapaian saya adalah pendiri Hampgiftyuk, jasa pembuatan bouquet dan hampers

Nama saya Calvin Daniswara Bahtiar, lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan konsentrasi Linguistik. Saya spesialis dalam komunikasi, kepenulisan, dan penyuntingan, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk bekerja dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Teknologi vs. Orang Tua: Siapa yang Lebih Mendidik Anak?

30 Oktober 2024   10:21 Diperbarui: 1 November 2024   19:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Arina Krasnikova: https://www.pexels.com/

Di era digital saat ini, anak-anak tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari. Namun, banyak orang tua bertanya-tanya: apakah peran orang tua akan tergantikan oleh teknologi dalam membimbing dan mendidik anak? Bagaimana orang tua dapat menjaga keseimbangan antara manfaat teknologi dan peran aktif mereka dalam membentuk karakter anak?

1. Pengaruh Teknologi pada Anak Sejak Dini

Teknologi memberikan anak akses ke berbagai informasi dan hiburan yang mudah dijangkau, bahkan sejak usia dini. Dengan layar yang sering kali digunakan sebagai alat untuk mengalihkan perhatian atau mendidik anak, teknologi menjadi "pengasuh digital." Di satu sisi, teknologi membantu memperkenalkan anak pada dunia pengetahuan dan kreativitas. Aplikasi edukasi, misalnya, menawarkan permainan yang merangsang perkembangan kognitif anak.

Namun, di sisi lain, kelebihan paparan teknologi dapat menimbulkan efek negatif, seperti kecanduan, gangguan tidur, dan kurangnya interaksi sosial. Maka, penting bagi orang tua untuk memahami pengaruh positif dan negatif dari teknologi serta menetapkan batasan yang sehat.

2. Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Digital

   a. Menjadi Teladan Penggunaan Teknologi: Anak cenderung meniru perilaku orang tua, termasuk cara mereka menggunakan teknologi. Orang tua yang mengontrol penggunaan perangkat digital dengan bijak menjadi contoh yang positif bagi anak dalam mengatur waktu layar mereka.

   b. Mengajarkan Literasi Digital: Selain sekadar membatasi waktu layar, orang tua perlu mengajarkan anak cara menggunakan teknologi dengan bijak. Ini termasuk memahami informasi yang valid, menghindari konten negatif, serta menghormati privasi dan etika di dunia digital.

   c. Membatasi Waktu dan Konten yang Dikonsumsi Anak: Untuk menjaga keseimbangan, orang tua bisa menetapkan aturan harian tentang waktu layar yang sesuai. Konten yang diakses anak juga harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan mereka. Penggunaan aplikasi parental control dapat membantu orang tua dalam mengawasi aktivitas digital anak tanpa harus selalu memantau mereka secara langsung.

3. Teknologi sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti

Teknologi dapat menjadi alat bantu dalam pengasuhan, namun tidak bisa sepenuhnya menggantikan kehadiran dan interaksi orang tua. Anak-anak masih membutuhkan pengalaman emosional yang nyata, seperti pelukan, komunikasi tatap muka, dan interaksi sosial dengan keluarga serta teman sebaya. Keberadaan orang tua dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak adalah kunci untuk membangun ikatan emosional yang kuat, yang tidak dapat tergantikan oleh teknologi.

4. Tips untuk Menjaga Keseimbangan antara Peran Orang Tua dan Teknologi

   - Tetapkan Batasan Waktu Layar: Sesuaikan dengan usia anak. Misalnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak di bawah usia dua tahun sebaiknya tidak menggunakan layar secara berlebihan.

   - Pilih Konten yang Edukatif: Pastikan aplikasi, video, atau game yang digunakan anak bersifat edukatif dan sesuai usia.

   - Libatkan Diri dalam Aktivitas Digital Anak: Sesekali ikuti apa yang mereka tonton atau mainkan untuk menciptakan kesempatan diskusi.

   - Dorong Kegiatan di Luar Teknologi: Ajak anak melakukan aktivitas yang tidak melibatkan layar, seperti bermain di luar rumah, membaca buku, atau bermain bersama keluarga.

Kesimpulan

Mengasuh anak di era digital adalah tantangan yang memerlukan pendekatan seimbang. Orang tua perlu memainkan peran proaktif untuk memastikan bahwa teknologi menjadi alat bantu positif bagi perkembangan anak tanpa menggeser posisi mereka sebagai pengasuh utama. Dengan mengajarkan literasi digital, menetapkan batasan, dan memberikan contoh yang baik, orang tua dapat membantu anak tumbuh dengan sehat di dunia yang terus berkembang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun