Mohon tunggu...
Calvin Daniswara Bahtiar
Calvin Daniswara Bahtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Pencapaian saya adalah pendiri Hampgiftyuk, jasa pembuatan bouquet dan hampers

Nama saya Calvin Daniswara Bahtiar, lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan konsentrasi Linguistik. Saya spesialis dalam komunikasi, kepenulisan, dan penyuntingan, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk bekerja dalam tim. Saya mengelola waktu dengan baik dan berpikir kreatif, terutama dalam Copywriting, Content Writing, dan Jurnalistik. Berpengalaman dalam pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan Word. Di luar akademis, saya menikmati bermain gitar untuk mengekspresikan diri. Saya siap menghadapi tantangan baru dan berkontribusi positif di lingkungan kerja yang dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaset vs Streaming: Siapa yang Menang di Era Digital?

20 Oktober 2024   11:48 Diperbarui: 20 Oktober 2024   12:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang serba cepat, satu profesi yang pernah mengisi sudut-sudut kota dengan melodi kini hampir sirna: tukang kaset. Dulu, lapak mereka ramai pengunjung, penuh dengan aneka kaset yang memancarkan kenangan dan nostalgia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, keberadaan mereka perlahan memudar. Apa yang terjadi pada profesi yang pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya hiburan ini? Mari kita telusuri kisah mereka yang tersisa dan bagaimana mereka berjuang menjaga kenangan dalam era yang serba instan.

Kenangan dan Perubahan: Kisah Tukang Kaset di Era Digital

Tukang kaset adalah sosok yang akrab di telinga para pecinta musik dan film. Di era 80-an dan 90-an, berkunjung ke lapak tukang kaset adalah ritual yang tak terhindarkan bagi banyak orang. Dulu, orang-orang beramai-ramai membeli kaset film atau musik yang mereka sukai, menciptakan momen berharga saat memilih judul-judul favorit. Suara deru mesin pemutar kaset dan hiruk-pikuk pembeli menciptakan atmosfer yang sulit dilupakan. Namun, dengan munculnya smartphone dan aplikasi streaming, seperti Netflix, Disney+, dan Spotify, kehadiran mereka mulai pudar. Generasi muda kini lebih memilih kenyamanan dan kecepatan akses melalui platform digital, yang memungkinkan mereka menonton film atau mendengarkan musik kapan saja dan di mana saja.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap sepinya tukang kaset antara lain:

1. Perkembangan Teknologi

   Dengan kemajuan teknologi, akses ke musik dan film menjadi lebih mudah. Smartphone dan aplikasi streaming seperti Netflix dan Spotify memungkinkan pengguna untuk menikmati konten tanpa harus membeli kaset fisik. Menurut data, pengguna streaming musik diperkirakan mencapai lebih dari 400 juta di seluruh dunia pada tahun 2023.

2. Perubahan Kebiasaan Konsumsi  

   Generasi muda lebih memilih cara konsumsi yang instan dan praktis. Riset menunjukkan bahwa lebih dari 70% pengguna berusia 18-34 tahun lebih suka menggunakan layanan streaming daripada membeli media fisik. Hal ini mengindikasikan pergeseran signifikan dalam cara orang menikmati hiburan.

3. Keterbatasan Ruang dan Portabilitas 

   Dengan kehidupan yang semakin padat, orang-orang cenderung lebih memilih konten digital yang mudah diakses. Kaset fisik memerlukan ruang penyimpanan, sedangkan file digital bisa diakses kapan saja tanpa memakan banyak tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun