Mohon tunggu...
Bonnie Soeherman
Bonnie Soeherman Mohon Tunggu... Konsultan - I am a trainer in the field of innovation, management accounting, and business modeling

I am a trainer in the field of innovation, management accounting, and business modeling, especially in startup companies and existing companies that are developing innovation/ corporate startups. I am very enthusiastic in learning and sharing about creative industry and its prospect. Contact our email: bonnieigniting@gmail.com to get more sharing from Bonnie S Visit my Channel: https://www.youtube.com/c/BonnieS

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drama Keluarga Cemara Ultraman Blazar: Benarkah Ini Inovasi Strategi Permasaran Tsuburaya?

26 April 2023   15:18 Diperbarui: 26 April 2023   17:16 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kemiripan antara karakter Leito Igaguri di Ultraman Geed dan Gento Hiruma di Ultraman Blazar. Keduanya telah punya karir, berkeluarga dan sama-sama tengah berusia 30th. Leito memiliki seorang putri dan Gento seorang putra. Apakah ini sebuah kebetulan, atau memang ini eksperimen yang sedang dilakukan oleh Tsuburaya untuk membangun prospek pasar yang berbeda? Yang jelas, karakterisasi demikian sangat rawan dengan konflik dan drama.

Koq bisa ya? Yuk kita bahas!

Kita mulai dari figur seorang Leito. Dia disebut salaryman atau karyawan di satu perusahaan. Sering, nasib tak mujur datang dalam hidupnya. Sudah menikah dan punya seorang putri berusia 5 tahun. Leito pun dipilih sebagai human host Ultraman Zero, sang anak emas.

Leito punya kemurnian hati. Inilah yang menarik hati Ultraman Zero untuk manunggaling dengannya. Faktor keluarga yang dianggap sebagai kelemahan, justru menjadi kekuatan bagi Leito untuk menyelesaikan misinya dengan baik.

Kali ini, Tsuburaya lebih berani lagi mengangkat figur Gento sebagai human host Ultraman Blazar. Pria berkeluarga dengan seorang putra berusia 7 tahun dan yang bikin kaget adalah dia merupakan kapten pasukan pertahanan bumi SKaRD. Jika biasanya human host Ultraman adalah seorang kru yang jomblowan, kali ini adalah kapten yang berkeluarga. Entah apa yang dipikirkan lead Director Kiyotaka Taguchi dan tim bisnis Tsuburaya.

Jelas, figur Leito semacam eksperimen yang dilakukan untuk melihat reaksi pasar. Perannya minim karena kehadiran Zero hanya menjadi sidekick dari Ultraman Geed. Hadirnya konflik dan drama tema keluarga dalam serial Ultraman menjadikannya sebagai tontonan yang bukan hanya untuk anak-anak, namun juga untuk keluarga. Seolah model bisnis Tsuburaya sedang menembak pasar anak-anak sekalian bapaknya. Hal yang mungkin sedang mereka lakukan melalui eksperimen Ultraman Blazar, hanya saja kali ini lebih agresif.

Bapak melihat nuansa baru serial Blazar sebagai inovasi bisnis baru Tsuburaya. Ada empat hal kritis yang bisa kita bahas dari sisi peluang pasar dan bisnis.

1. Persona lelaki 30th

Baik Leito dan Gento, keduanya berusia 30th. Usia yang mulai mapan dalam karir, dianggap lebih matang dalam berpikir dan hal ego, dan berpendapatan cukup. Mereka adalah golongan yang memiliki daya beli yang baik. Apalagi diceritakan telah berkeluarga dan punya anak. Secara kasar bisa kita hitung, umumnya seseorang lulus kuliah di usia 22 atau 23, bekerja dan berkeluarga. Benar juga jika di usia 30th, putra/ putrinya sudah berusia 7than.

 Pada usia tersebut juga jenjang karir seseorang yang berprestasi sudah menduduki posisi supervisor atau manajer junior. Cukup masuk akal jika Gento berusia 30th dan puteranya berusia 7th. Figur Gento menjadi representasi dari bapak pada umumnya yang menurut prediksi bapak, Gento adalah sosok yang rela berkorban demi keluarga. Sama halnya dengan sikap bapak pada umumnya, yang lebih rela mengeluarkan kocek untuk membuat anaknya bahagia daripada untuk dirinya.

2. Berkeluarga

Ngomong-ngomong tentang keluarga, ini sedikit melenceng dari topik utama kita. Kita semua tahu, populasi di Jepang terus menurun, sekolah-sekolah mulai tutup karena kekurangan murid. Kelangkaan ini adalah ancaman negara. Banyak kaum orang dewasa yang memilih childfree, workaholic untuk diriya. Mereka berpikir bahwa berkeluarga adalah merepotkan. Sejak ekperimen melalui Leito, penonton diberi pesan moral tentang arti sebuah keluarga. 

Dan kini, melalui penokohan Gento, bisa jadi makin banyak pesan-pesan moral positif kehadiran sebuah keluarga. Bisa jadi, ini adalah kepedulian tim produser terhadap masalah populasi Jepang yang semakin langka. Sebuah campaign ajakan berkeluarga dan memiliki keturunan melalui cerita kepahlawanan. Kalau memang ini benar, keren sekali.

3. Punya anak laki-laki berusia 7th

Gento dikisahnya punya seorang putra yang berusia 7th. Kalian tahu apa maknanya? Mengapa laki-laki dan berusia 7th? Usia 7th adalah usia dimana anak laki-laki umumnya mulai menyukai pahlawan super, setelah pada masa bocil mereka menyukai hal yang random. 

Calvin mengenal Ultraman sejak 5th, tapi bener-bener mulai suka ngikutin serial pertamanya, Mebius di usia 7th dan dilanjutkan dengan Never Ending Oddysey. Tentunya pilihan usia ini bukan kebetulan. Mereka benar-benar memahami bagaimana perkembangan psikologis anak laki-laki. Nah sejak umur berapa kalian mulai suka Ultraman? Mestinya ngga jauh beda ya. Jika biasanya serial ultraman menyasar penonton youngster. Nampaknya, kali ini serial Ultraman Blazar mengambil angle anak 7th (atau youngster) dan kaum bapak sebagai target penonton.

4. Konflik antara peran bapak dan Kapten SKaRD

Makin banyak drama, demikian prediksi bapac terhadap serial Blazar. Peran Gento sebagai kepala rumah tangga, sekaligus kapten SKaRD akan memicu banyak konflik diri, dilema, dan drama. Seperti keputusan mengutamakan keluarga dulu, atau negara? 

Menghadiri acara penting puteranya atau menjadi Ultraman melawan monster? Tentu masing-masing memiliki tradeoff. Bisa jadi mengorbankan Ultraman, atau membuat puteranya sedih dan marah pada dirinya, bahkan pada Ultraman Blazar. Mungkin dilema yang tidak pernah ditemukan di human host Ultraman sebelumnya yang umumnya masih berstatus single. Semoga Taguchi bisa mengemas drama-drama keluarga ini dengan baik.

Nah itu dia guys, 4 poin kritis yang dapat kita temukan pada figur human host Ultraman Blazar yang sekaligus menjadi strategi baru Tsuburaya, semoga berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun