2. Berkeluarga
Ngomong-ngomong tentang keluarga, ini sedikit melenceng dari topik utama kita. Kita semua tahu, populasi di Jepang terus menurun, sekolah-sekolah mulai tutup karena kekurangan murid. Kelangkaan ini adalah ancaman negara. Banyak kaum orang dewasa yang memilih childfree, workaholic untuk diriya. Mereka berpikir bahwa berkeluarga adalah merepotkan. Sejak ekperimen melalui Leito, penonton diberi pesan moral tentang arti sebuah keluarga.Â
Dan kini, melalui penokohan Gento, bisa jadi makin banyak pesan-pesan moral positif kehadiran sebuah keluarga. Bisa jadi, ini adalah kepedulian tim produser terhadap masalah populasi Jepang yang semakin langka. Sebuah campaign ajakan berkeluarga dan memiliki keturunan melalui cerita kepahlawanan. Kalau memang ini benar, keren sekali.
3. Punya anak laki-laki berusia 7th
Gento dikisahnya punya seorang putra yang berusia 7th. Kalian tahu apa maknanya? Mengapa laki-laki dan berusia 7th? Usia 7th adalah usia dimana anak laki-laki umumnya mulai menyukai pahlawan super, setelah pada masa bocil mereka menyukai hal yang random.Â
Calvin mengenal Ultraman sejak 5th, tapi bener-bener mulai suka ngikutin serial pertamanya, Mebius di usia 7th dan dilanjutkan dengan Never Ending Oddysey. Tentunya pilihan usia ini bukan kebetulan. Mereka benar-benar memahami bagaimana perkembangan psikologis anak laki-laki. Nah sejak umur berapa kalian mulai suka Ultraman? Mestinya ngga jauh beda ya. Jika biasanya serial ultraman menyasar penonton youngster. Nampaknya, kali ini serial Ultraman Blazar mengambil angle anak 7th (atau youngster) dan kaum bapak sebagai target penonton.
4. Konflik antara peran bapak dan Kapten SKaRD
Makin banyak drama, demikian prediksi bapac terhadap serial Blazar. Peran Gento sebagai kepala rumah tangga, sekaligus kapten SKaRD akan memicu banyak konflik diri, dilema, dan drama. Seperti keputusan mengutamakan keluarga dulu, atau negara?Â
Menghadiri acara penting puteranya atau menjadi Ultraman melawan monster? Tentu masing-masing memiliki tradeoff. Bisa jadi mengorbankan Ultraman, atau membuat puteranya sedih dan marah pada dirinya, bahkan pada Ultraman Blazar. Mungkin dilema yang tidak pernah ditemukan di human host Ultraman sebelumnya yang umumnya masih berstatus single. Semoga Taguchi bisa mengemas drama-drama keluarga ini dengan baik.
Nah itu dia guys, 4 poin kritis yang dapat kita temukan pada figur human host Ultraman Blazar yang sekaligus menjadi strategi baru Tsuburaya, semoga berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H