Ultraman dan Kamen rider, 2 intellectual property Jepang yang legendaris. Telah eksis berpuluh-puluh tahun. Bahkan Toei company, perusahaan pencipta Kamen Rider dan Super Sentai pertama telah berdiri sejak tahun 30-an. Hampir 30 tahunan lebih senior daripada Tsuburaya production (pencipta Ultraman).Â
Hingga saat ini, kedua IP tersebut seolah terus bersaing tiada akhir. Tiap tahun keduanya merilis IP baru. Dan di tahun 2020 kemaren, Kamen Rider Saber tengah head to head dengan Ultraman Z. Next, kita tunggu saja pertarungan bisnis Ultraman Trigger dan Kirameger.Â
Toei, adalah produser berbagai IP ternama seperti Voltes, Kinnikuman, Saint Seiya, Dragon Ball, Digimon, One Piece, dan sebagainya. Mereka memulai proyek Kamen Rider pada tahun 1971. Lebih baru dari Ultraman, namun dari pengalaman bisnis, pada saat itu Toei jelas lebih mapan.Â
Sedangkan Tsuburaya, didirikan tahun 63 oleh Eiji Tsuburaya, mantan ahli special effect Toho Studio. Telah memulai debutnya dengan merilis Ultra Q dan sederet film tokusatsu serta anime lain.
Dari sisi produksi, Toei jelas memimpin, mereka telah melahirkan ratusan IP ternama dari kategori anime, kamen rider, dan tokusatsu. Mereka fokus pada banyak bisnis. Sedangkan Tsuburaya, lebih berkonsentrasi pada 1 IP utamanya, Ultraman.Â
Dari sisi fans, baik Kamen Rider atau Ultraman, keduanya cukup militan. Kisah dan desain karakter keduanya sangat menonjol dan unik, sulit untuk diperbandingkan. Keduanya punya keseruan masing-masing.Â
Dari sisi revenue, jelaslah Toei jauh memimpin. Namun dari sisi pertumbuhan atau Growth Hack, Tsuburaya tampaknya punya effort yang lebih inovatif.
Sambil belajar yuk. Growth hack adalah strategi penciptaan pertumbuhan super pesat yang dimulai dari konsep membangun many baru kemudian meraih money. Jadi bisnis dibangun bukan langsung untuk meraih pendapatan, tapi keramaian terlebih dahulu. Tujuannya, untuk mendapatkan pelanggan bukan hanya pembeli sesaat.Â
Konsep Growth Hack dipopulerkan oleh Sean Elis di tahun 2011. Konsep pertumbuhan yang memadukan fungsi pemasaran, analitik data, dan teknologi. Selanjutnya, Dave McClure kembali merumuskan Growth Hack ini ke dalam tingkat yang lebih teknis atau terukur.Â
Ia menyebutnya sebagai AARRR Pirate Metrics. AARRR adalah kependekan dari Acquisition (perolehan), Activation (pangaktifan), Retention (pertahanan), Revenue (pendapatan), dan Refferal (penyebaran rekomendasi).
Memang tidak pernah tersebut jika Tsuburaya melakukan Growth Hack dengan konsep Pirate Metrics. Mereka hanya menciptakan space pirate Barossa ha ha ha. Dari analisis yang kami lakukan, Tsburaya telah menerapkan hal ini secara esensial. Yuk kita bahas.
Bayangkan saja berapa episode yang harus diselesaikan dan berapa total biayanya… Uwao. Dengan tingkat kerumitan tinggi, termasuk mengurus para pemain peran dan properti, anggap saja biaya konservatif minimal per episode adalah 4 milyar rupiah. Maka untuk 25 episode bisa menelan minimal 100 milyar rupiah. Sekali lagi ini masih asumsi minimalis.
Sungguh berita yang mengejutkan. Ketika Tsuburaya mengikrarkan diri untuk merilis serial Ultraman terbaru mereka, Ultraman Orb Chronnicle di Youtube Channel-nya 3 tahun lalu.Â
Berapa duit mereka bakar gratisan. Mereka mulai membuat channel Youtube pada tahun 2006. Namun pada saat itu, isinya hanya seputar berita dan trailer film. Lalu bagimana mereka menutup biaya produksi???
Ini pertanyaan menariknya!
Sebagian besar industri IP Jepang menggunakan hukum Paretto (80/20). Terus terang, pendapatan terbesar dari industri ini berasal dari merchandising hingga 80% atau bahkan lebih dibanding pendapatan menjual film dan OST yang maksimal hanya 20%. Peluang inilah yang nampaknya di gas pol oleh Tsuburaya dalam proyek Ultraman.
 Seperti yang pernah dibahas di Calvin Channel bahwa bagi Tsuburaya, film hanyalah media iklan dengan konsep content marketing. Biaya milyaran tadi adalah akun biaya pemasaran.
Jadi, film gratisan tadi adalah strategi Growth Hack yang mereka upayakan untuk menjangkau pasar yang lebih besar. Dari perspektif Pirate Metrics, film gratisan melalui Youtube Channel adalah bagian dari strategi Acquisition.
Inilah cara mereka menjangkau para fans baru dengan mudah, walau tidak murah. Namun pertumbuhan ini jelas mereka pantau. Pertumbuhan view yang idealnya diiringi pertumbuhan subscriber atau disebut activation, walau tidak semua penonton adalah pelanggan channel. Hingga saat ini, tercatat pertumbuhan baik subscriber Tsuburaya hingga 1.77 juta.
Pada tahap selanjutnya, berapa banyak subscriber yang akan kembali menonton pun dapat dipantau dengan teknologi analitik data. Peningkatan angka ini juga diharapkan akan meningkatkan peluang pendapatan dari penjualan merchandise terkait konten video yang ditampilkan. Bersamaan itu, tingkat penyebaran rekomendasi juga akan terdampak.Â
Secara otomatis, Youtube juga akan melakukan rekomendasi bagi konten-konten berkualitas dengan tingkat pertumbuhan dan engagement yang baik. Views, subscribers, menonton ulang, membeli produk, dan rekomendasi adalah variable-variabel yang saling berkorelasi dan saling dukung. Inilah pemanfaatan teknologi data analitik
Secara internal, Tsuburaya bersama Bandai dan kongsian bisnis lain jelas dapat memantau pendapatan yang mereka hasilkan sejak strategi Growth Hack yang mereka lakukan.Â
Dalam istilah bisnis, dikenal metrics GMV atau gross merchandising value dan Customer Lifetime value yang lazim dipakai oleh tim manajemen untuk memantau pertumbuhan dan kelayakan bisnis di masa depan.Â
Pebisnis Jepang memegang budaya Lean. Jelas dengan adanya kelanjutan serial gratisan hingga Ultraman Z, Tsuburaya telah merasakan nikmat manfaat Growth Hack yang dilakukan. Kyodo News Group bahkan mencapat pendapatan global dari IP Ultraman telah mencapai 11.5 milyar USD. Ganbate Ulutoraman.
Lalu bagaimana dengan Toei?
Kabarnya, mereka akan mengikuti jejak Tsuburaya Official, walau sedikit terlambat. Channel Toei Tokusatsu World baru dirintis pada tahun 2019. 7 tahun setelah Tsuburaya Official. Hingga saat video ini dibuat, pun mereka bahkan belum menampilkan video-video serial terbarunya macam Kamen Rider Saber.Â
Coba cek bagian diskripsi channel, dan kalian akan temukan bagaimana Tsuburaya langsung menghajar penonton dengan call to action link kunjungan ke situs official, toko, dan media sosial Tsuburaya lain. Sebuah pukulan telak bagi Toei Tokusatsu. Ayo Semangat dan terus maju tim Toei Tokusatsu.
Okey, sekian ulasan tentang model bisnis Ultraman vs Kamen Rider.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H