Mohon tunggu...
Calon Pujangga
Calon Pujangga Mohon Tunggu... Lainnya - Masih amatiran. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. :)

Calon Pujangga hobi menulis, membaca karya sastra dan berteater. Suka sama seni dan berwisata. Isinya kisah-kisah dan ragam konten lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Pernah Depresi?

16 Desember 2020   10:15 Diperbarui: 20 Desember 2020   22:53 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit : pexels.com

Setiap pembagian rapor, aku sudah tak asing lagi dengan kalimat-kalimat seperti ini…

“Diyas di kelas pendiam sekali ya bu?”

“Apakah di rumah ia juga seperti itu?”

Kalimat itu selalu dilontarkan oleh setiap wali kelas. Ibu selalu bercerita tentang itu padaku. Aku meringis saja mendengarnya, padahal di hatiku yang terdalam, aku tertawa geli. Mereka hanya belum mengenalku lebih dalam.

Kelas XII, aku semakin malas untuk berangkat sekolah. Harus berjumpa dengan mereka yang kejam kepadaku. Selama satu semester, aku sampai pernah tidak masuk sebanyak enam kali. Membuat surat izin ke wali kelas ada acara keluarga. Padahal, aku lagi ada di rumah leyeh-leyeh (bermalas-malasan). Aku juga pernah buat surat dengan keterangan sakit. Padahal,sakitnya udah kemarin dan hari dimana aku bikin surat, aku sudah sembuh. Aku malah jalan-jalan ke Surakarta sama bapak. Begitupun dengan acara-acara yang lain (melibatkan kelas aku) di sekolah, aku jarang ikut berpartisipasi. *Jangan ditiru ya teman-teman. X'D

 Untuk apa jika berakhir sama juga. Daripada aku berpartisipasi tak ada kawan dan luntang-lantung sendirian seperti anak hilang, lebih baik aku menetap di rumah. Banyak kejadian ajaib di kelas XII. Aku malah menjadi pintar (atau beruntung?), nilaiku meningkat dan aku mendapat peringkat sepuluh besar. Padahal, aku hanya belajar menjelang ulangan dan ketika ada tugas.

Wisuda SMA, aku mengenakan pakaian yang sesuai dengan riasan wajah yang seadanya. Teman-teman yang lain? Mereka mengenakan riasan wajah yang cantik dari salon. Pikiranku hanyalah, aku hanya ingin ini semua segera berakhir!. Beruntung, tempat berlangsungnya acara, jaraknya tidak jauh dari rumah. Aku diantar oleh ibuku. Ibuku akan kembali lagi pukul satu untuk perwakilan orang tua di acara wisuda anaknya. Acara dimulai, mereka mengobrol dan aku diam saja. Sejujurnya, dalam kondisi ramai, penuh orang dengan ruangan yang hanya ada beberapa kipas menempel di dinding. Fentilasi jendela sedikit, kebetulan tidak ada angin yang lewat berembus memasuki gedung. Suasana panas dan aku mulai merasa pusing. Kalau bisa, aku ingin kabur dari sini. Acara berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Gedung yang bisa dibilang pas-pasan, tak mampu menampung perwakilan orang tua siswa dan para siswa kelas XII, di luar ada tambahan tenda acara. Diakhir acara, kami sekelas foto bersama di panggung. Sesi foto dilakukan secara bergantian dengan kelas lain. Aku menghela napas.

“Akhirnya semuanya usai.”

Aku langsung kembali ke rumah diantar paman. Untuk apa aku berlama-lama disana? Memangnya, aku mau foto sama siapa? Tidak ada kenangan yang bisa aku abadikan di ponselku. Makanya, slogan semacam…

“Masa SMA adalah masa-masa yang paling indah.”

 Aku menolak mentah-mentah slogan itu. Apa-apaan? Masa SMA adalah masa yang paling suram untukku. Saat mereka bercerita tentang masa SMA-nya yang indah, aku menelan ludah mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun