Mohon tunggu...
Serly Aditya
Serly Aditya Mohon Tunggu... -

Bismillahirohmanirohim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume buku

1 September 2014   06:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409500922962411680

Sarah yang mudah sekali mempercayai alasan teman-temannya sehingga mudah sekali di manfaatkan, dan juga sikap kurang percaya diri serta penakutnya yang membuatnya tidak berani mengambil langkah maju kedepan, ternyata memiliki bakat di bidang sastra yang di ketahui oleh Caraka saat tidak sengaja membaca karya tulis Sarah untuk lomba, yang dengan motivasi dari Caraka akhirnya Sarah dapat percaya diri untuk coba mengikutkan karya sastranya.

Nadya sang ketua kelas, juga menjabat sebagai anggota Osis dan Judo yang memiliki keahlian dalam mengontrol waktu namun sifat jeleknya yang bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain, akhirnya sadar jika dirinya juga batasan kemampuan saat Caraka menemukan dirinya dan menceramahinya karena belum pulang sekolah saat jam menunjukan pukul setengah tujuh malam masih mengerjakan pekerjaan yang sudah di terimanya satu bulan sebelumnya.

Lalu Nathan, teman sekelasnya yang populer di antara teman-teman perempuannya. Karena pintar, keren, dan jago olah raga. Meskipun memiliki kata-kata yang tajam, apalagi saat menolak perempuan yang enembaknya, membuat Caraka geram, namun akhirnya mengerti alasan dari kalimat-kaliat tajam Nathan. Belum lagi Nathan yang baru saja di sadari Caraka bahwa Nathan punya rahasia yang selalu ditutupi dengan kedok dingin dan kejamnya itu. Sebuah penyakit, yang membuat Nathan berubah. Penyakit itu, kanker otak stadium akhir.

Caraka sendiri selain dari prilakunya yang lebih banyak bertindak daripada berfikir, serta kelemahannya di bidang Sains dan Matematika, ternyata memiliki kemampuan berlebih di Sejarah dan pengetahuan dalam sastra dan film yang tidak disadarinya.

Masi ada dua tahun lagi tetapi Caraka sudah berencana melanjutkan sekolahnya nanti keluar negeri. Nadya menanyakan aPakah kedua orang tuanya tidak keberatan tidak kesepian. Caraka baru menyadarinya aPakah Ibunya tidak akan kesepian ditinggal dirinya. Sedangkan Ibunya menjawab tentu saja kesepian, karena sekarang hanya Caraka yang di miliki oleh Mama. Tapi, kalau Mama melarangmu pergi, itu sama saja Mama membunuhmu pelan-pelan. Mama mau melihatmu berkembang. Caraka hanya bisa menelan ludah dengan perasaan campur aduk di dadanya.

Caraka tertidur di peelajaran Guru paling kejam, Pak Anung namanya. Pak Anung sangat marah. Menyinggung nilai Caraka yang memang tidak bagus di pelajaran Sains dan Matematika, hingga mengatakan Caraka yang nilainya hanya bagus di Sejarah, apa gunanya? Anak bodoh sepertimu tidak akan punya masa depan.

Nathan memotong perkataan Pak Anung tidak setuju, dan menurutnya kata-kata Pak Anung sudah keterlaluan terhadap muridnya. Akhirnya mereka berdua di beri hukuman menyelesaikan 100 soal Matematika dan harus selesai hari itu juga.

Caraka mengatakan pada dirinya membenci Papanya, karena telah meninggalkan Mamanya sendiri, namun Nathan yang menyadarkannya bahwa selama ini dia hanya belum siap menerima Papanya telah tiada, dan dengan membenci adalah satu-satunya cara bagi Caraka untuk selalu mengingat Papanya.

Nathan jatuh sakit Caraka khawatir, sampai mendengar berita tentang Nathan yang menolak melakukan operasi, Caraka berusaha keras membujuk agar Nathan mau di operasi dan memberikan alasan mengapa Nathan harus hidup. Setelah perjuangan Caraka dan yang lainnya, Nathan akhirnya di operasi. Ternyata maksud Ibu Ratna memasukan Caraka ke redaksi sekolah salah satunya karena Caraka mempunyai kemampuan membantu teman-temannya dan membuat keajaiban.

Satu tahun berlalu, Nathan akhirnya meninggal karena meskipun opersinya berhasil mengangkat tumor, tetapi sudah terlanjur menyebar ke organ-organ vital. Caraka bersumpah, dia tidak akan pernah membiarkan kenangan tentang Nathan hilang.

Dalam edisi Veritas yang di tunjukan untuk Nathan, Sarah mengutip kata-kata George Bernard Shaw : “Aku bisa kehilangan seorang teman seperti itu dengan kematianku, tetapi tidak dengan kematiannya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun