Mohon tunggu...
Callysta Inas
Callysta Inas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang pembelajar yang menyukai cerita-cerita dan sering traveling (virtual)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sound of Freedom (2023): Kebenaran yang Merugikan, Seringkali Terabaikan

3 Agustus 2024   19:24 Diperbarui: 3 Agustus 2024   19:27 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Berlatar di Colombia, tidak mudah baginya menemukan akar masalah perdagangan gila ini. Sampai sudut paling berbahaya rela ia datangi, dimana daerah itu sangat terpencil, harus disusuri danau dulu, dan tidak ada yang mau kesana kecuali para perompak atau kriminal.

9/10

Just don't ask whether this movie "seru" or not, too immoral to be answered. 

Film ini terinspirasi dari kisah nyata. Seorang Tim Ballard, yang juga terkenal sebagai founder O.U.R (Operation Undergorund Railroad) sebagai organisasi non-profit untuk memerangi perdagangan seksual yang sedang marak terjadi hingga saat ini. Nyatanya kita sebagai masyarakat awam tidak benar-benar mengetahui bagaimana perdagangan itu terjadi, jaringannya begitu gelap dan terselubung. 

Film ini secara sederhana memberikan gambaran kepada kita bagaimana jaringan perdagangan manusia begitu kompleks namun samar terlihat. Cara paling mungkin melihatnya? Dengan ikut terlibat dengannya. Seperti yang dilakukan Tim Ballard sebagai strateginya.

Fakta lain lagi, film ini seharusnya bisa tayang beberapa tahun yang lalu, namun terkendala dengan berbagai hal (hal-hal teknis atau mungkin hal lainnya). Karena bagaimanapun film ini mengangkat kisah nyata mengenai perdagangan anak yang terjadi dan US adalah pembeli aktif sampai saat film ini ditayangkan (ditegaskan dalam special massage di akhir film). 

Jadi, silahkan menginterpretasi sendiri kawan. Serta ketika Sound of Freedom tayang pertama kali di negaranya, ada beberapa kontroversi yang muncul mengenai beberapa elemen yang dinilai terlalu didramatisasi. 

Tentu ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita mengerti hanya dengan membaca, menonton, ataupun mendengar dari media populer. Suatu kebenaran pahit mungkin sengaja ditutupi, apalagi jika melibatkan sekelompok manusia paling berpengaruh seantero raya. 

Media alternatif mungkin dapat menjadi rujukan lain, serta banyak hal yang hanya bisa dipahami dengan terjun ke dalamnya secara langsung.

Film ini memang tidak viral, namun menontonnya tidak akan membuat Anda menyesal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun