#Ff #flashfiction
PHILE 1
_____
Hari itu, aku berada di bawah pohon beringin. Dingin. Liar angin seperti ingin menenggelamkan semua dedaunan ke dalam kolam. Bibirku merapal tanpa teks disela rambut pirang yang juga sudah mulai basah. Ah. Sepertinya langit juga tidak bersahabat. Bisa-bisanya ia menumpah di tengah kencangnya badai mendera bumi.
"Phile!"
"Phile, kembalilah,"
Haha. Sepertinya memang takdir lagilagi sedang tidak berpihak. Bagaimana mungkin ia membiarkan orang-orang mengejarku bahkan bumi dalam keadaan tidak baik-baik saja? Apa boleh dikata, aku kembali berlari meski lutut sudah memelas ingin berhenti. Tidak peduli bagaimana tubuhku sedang menggigil hebat, yang terpenting sekarang hanyalah bagaimana caranya menghilang atau minimal sekedar bersembunyi. Aku tidak akan pernah merelakan jantungku menjadi mangsa pesugihan.
"Berhentilah, Phile!"
"Bermimpilah."
"Apa maksud penghianatanmu ini, Phile! Tanggung jawab atas apa yang sudah kau lakukan!"
Aku menoleh, meski kakiku terus melaju kencang.
"Penghianatan apa, tuan? Bukankah kau yang ingin menjadikanku tumbal?"
"Jangan bodoh, kau yang telah membuat kami pincang!"
Ah. Bagaimana mungkin aku lupa sup apa yang sudah kumakan tadi siang?
'Sup kaki panjang'.
____
12.April.22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H