#Cermin
KUSULAM TEMU LEWAT HAPALAN
_____
"Di hari ulang tahunmu nanti, kau mau kado apa?"
"Aku tidak mau apa-apa. Aku hanya ingin kehadiran Ayah."
Jleb.
***
Kalau saja aku adalah kertas, dan dia adalah bolpoin, mungkin diriku telah dipenuhi oleh tintanya yang bergema 'Ayah'. Tiap malam, ngigaunya hanyalah kata 'Ayah,' ketika kujumpai dia menangis, jawabnya selalu 'Aku rindu Ayah,". Selalu seperti itu!
Namanya Bibal. Kawan pertamaku saat aku menginjakkan kaki di Pondok Pesantren ini. Dia yang mengajariku makna sebuah senyuman ketika aku di ambang keputusasaan. Dia juga yang selalu meminta rangkul saat rindunya pada sang Ayah tiada tertahan hingga memunculkan isak. Ya, sejak 15 tahun yang lalu katanya, orang tuanya memutuskan 'tuk cerai.
"Hidup itu identik dengan senyuman, Via. Kau akan selalu merasa sendiri, saat bibirmu enggan kau lekukan," ucapnya saat itu, ketika aku kedapatan menangis di bawah selimut.
"Kau tidak tahu apa-apa tentangku. Enyahlah! Aku mau sendiri."