Mohon tunggu...
CALLISTIA CHRISTABELA
CALLISTIA CHRISTABELA Mohon Tunggu... Mahasiswa - halo!

hanya untuk tugas hehe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Komunitas Punk dari Sudut Pandang Sense of Community

2 Juli 2021   08:05 Diperbarui: 2 Juli 2021   08:07 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat ini, seiring perkembangan zaman banyak sekali kebudayaan yang masuk ke
Indonesia. Salah satu kebudayaan yang bisa disebarkan adalah ideologi dari masing-masing
negara. Hal tersebut yang menyebabkan banyak sekali kelompok-kelompok sosial yang muncul
dimasyarakat dengan ideologi mereka yang berbeda-beda. Kelompok tersebut
muncul karena ada setiap anggotanya memiliki tujuan yang sama. Salah satu dari kelompok
tersebut adalah kelompok Punk yang sebagian besar anggota kelompoknya adalah anak muda.
Ada perbedaan antara kelompok Punk di Indonesia dan luar negeri. Di Indonesia, mereka yang
dikatakan anak punk adalah mereka yang berpenampilan ala punk namun hanya berprofesi
sebagai pengamen atau berandalan. Namun, ada juga mereka yang berlatar belakang profesinya sebagai pekerja biasa dan
musisi. Sedangkan di luar negeri seperti di Inggris, Rusia dan lainnya, berisikan para
pekerja-pekerja muda. Mereka biasanya terdiri dari para buruh pabrik sampai buruh pelabuhan. Ada lima aliran
Punk, yaitu:

1. Street Punk

Mereka adalah kelompok Punk yang berpakaian paling "ramai". Mereka
menggunakan berbagai atribut, mulai dari patch sampai peniti yang di pasang di
jaket kulit atau vest mereka. Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah rambut
mohawk warna-warni.

Kelompok ini yang pertama kali datang ke Amerika, sehingga saat itu
Street Punk sangat mendominasi. Di Indonesia, Street Punk adalah kelompok
Punk paling banyak dan tidak asing di kota-kota besar. Mereka biasanya
berprofesi sebagai Pengamen di jalanan, namun ada juga mereka yang berprofesi
sebagai Musisi seperti Marjinal.


2. Skinhead

Kelompok ini sangat mudah dikenali karena kepala para anggotanya yang
botak. Cara berpakaian mereka cenderung rapi dengan kemeja atau polo shirt
yang dipadukan dengan jeans yang tidak terlalu ketat dan sepatu boots yang
sangat menggambarkan latar belakang mereka yang seorang pekerja.
Di London, kelompok Skinhead hanya sebatas kehidupan para pekerja dan
penikmat musik seperti Ska, Reggae, dan Oi. Sedangkan di Indonesia, di dominasi
oleh para "Mods" yaitu anak Vespa, menggunakan Boots dan penikmat musik
Punk Rock.


3. Oi!

Kelompok ini gabungan dari Street Punk dan Skinhead. Mereka lebih
dominan terdiri dari para Street Punk yang sedang digandrungi musik Punk Rock
ala Skinhead. Kelompok ini memiliki cara berpakaian yang unik yaitu kemeja
dengan celana cingkrang serta bretel.
Di Landon, kelompok ini penetralisir kelompok Skinhead yang terkenal
rasis. Kelompok Oi dikenal sangat mencintai kedamaian, lirik-lirik lagu mereka
berbicara seputar anti rasis, cinta, sepakbola dan kehidupan Skinhead. Di
Indonesia, kelompok Oi lebih dikenal sebagai Punk Ultras yaitu mereka yang
membawakan nuansa punk (berpakaian dan musik) ke ranah Sepakbola. Sehingga
banyak bermunculan beragam band yang menyuarakan tentang sepakbola namun
dengan musik Punk dan Ska.


4. Queercore (Homecore)

Queercore merupakan kelompok Punk yang secara terang-terangan
menyuarakan kebebasan dan kesetaraan Hak bagi para Lesbian, Homo Seksual,
Biseksualitas dan Transgender. Kelompok ini cenderung cerdas dan memiliki
materi yang lebih berbobot dalam menyuarakan suaranya. Kelompok ini tersebar

di berbagai daerah di Amerika, namun di Indonesia tidak ada kelompok ini karena
perbedaan budaya.


5. Skate Punk

Komunitas ini berasal dari anak-anak muda yang gemar bermain
skateboard di Amerika yang dianggap sebagai bentuk pemberontakan. Akhirnya
mereka menyuarakan suara mereka dengan musik-musik Punk dan Hardcore
namun tetap dengan garis Skateboardnya.
Di Amerika, kelompok ini cenderung gabungan dari Street Punk dan anak
Skate, mereka lebih mengutamakan gaya hidup dan fashion. Namun di Indonesia,
SkatePunk cenderung lebih ke arah musik. Genre musik SkatePunk sendiri banyak
disukai anak-anak muda karena musiknya yang memiliki tempo cepat.

Komunitas Punk ini termasuk dalam kelompok gemeinschaft karena mereka memiliki
ikatan sosial diantara para anggotanya. Konsep gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi
pada nilai, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan yang mendominasi kekuatan sosial.
Individu-individu dalam komunitas Punk cenderung mementingkan komunitas dibandingkan
dengan keinginan atau kebutuhan mereka sendiri.Jika dilihat dari tipe komunitas, komunitas Punk dapat tergolong dalam tipe komunitas relasional. Komunitas relasional adalah komunitas yang terbentuk ditentukan oleh hubungan
interpersonal dan rasa komunitas, yang tidak dibatasi oleh geografi. Hal
tersebut dapat dilihat dari alasan para anggotanya bergabung ke dalam komunitas Punk, mereka
memiliki tujuan dan ideologi yang sama. Ada juga alasan para anggota tersebut bergabung
dikarenakan ketertarikan dengan motto equality persamaan hak yang dibawa oleh komunitas
Punk, dan ada keterkaitan antara anggota komunitas Punk. Keterikatan itu membuat sense of community setiap anggota meningkat juga. Ada 4 elemen sense of community:

  • Keanggotaan atau Membership: keanggotaan yang bisa terlihat adalah boundaries atau
    batasan dan juga simbol umum antara anggota komunitas punk dan yang bukan anggota
    komunitas Punk. Batasan tersebut dapat dilihat dari anggota Komunitas Punk yang
    memiliki gaya fashion atau berpakaian yang berbeda dengan orang lain, mereka
    cenderung menggunakan gaya berpakaian yang berlebihan seperti gaya dandanan rambut
    dicat dihadapkan ke atas serta memakai anting-anting. Hal tersebut juga menjadi simbol
    bahwa anggota Punk adalah individu-individu yang memiliki gaya berpakaian yang
    berlebihan (Fisher & Sonn, 2002).
  • Mempengaruhi atau Influence: Pengaruh yang dimiliki oleh komunitas punk tersebut
    dirasakan oleh para anak muda yang tertarik dengan motto yang dibawa oleh komunitas
    Punk yaitu equality atau persamaan hak. Mereka bisa mempengaruhi orang lain juga dari
    cara mereka berpakaian dan cara mereka menyampaikan motto dan ideologi mereka
    terhadap orang lain. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis (1986) yang menyatakan bahwa anggota lebih tertarik pada kelompok di
    mana mereka merasa berpengaruh (Kloos et al, 2012).
  • Integrasi dan Pemenuhan Kebutuhan: integrasi memiliki 2 aspek yang pertama adalah
    berbagi nilai. Hal tersebut bisa dilihat dari para anggota kelompok Punk yang
    membagikan ideologinya mengenai rasa tidak puas terhadap pemerintah, ataupun protes
    terhadap kebebasan yang terkekang kepada para anggotanya. Hal tersebut diwujudkan ke
    dalam cara mereka berpakaian. Aspek yang kedua adalah pertukaran sumberdaya,
    sumberdaya yang dimaksud adalah individu berpartisipasi dalam komunitas sebagian
    karena kebutuhan individu mereka terpenuhi di sana. Contohnya dari komunitas Punk
    tersebut para anggotanya membutuhkan dukungan secara psikologis seperti dukungan
    emosional, bersosialisasi, atau perasaan nyaman secara fisik.
  • Shared Emotional Connection: hubungan emosional dari para anggota komunitas Punk
    terbentuk karena saat komunitas tersebut ada, anggotanya sudah memiliki tujuan dan
    ideologi yang sama. Mereka juga memiliki motto yang mereka junjung dan mereka juga
    ingin supaya komunitas Punk bisa diterima dimasyarakat dan mereka bukanlah kaum
    yang tersisihkan.

Mencermati permasalahan yang ada, sebaiknya masyarakat tidak memandang negatif
anak-anak punk akan tetapi bekerjasama untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak punk
ini kearah yang lebih baik. Hal ini bisa dimulai dari keluarga, yaitu orang tua. Mereka bisa
membuat keadaan di rumah lebih nyaman, agar mereka merasakan kasih sayang, kebahagiaan
dan diakui oleh orang tua mereka. Jika tidak mereka akan mencari kenyamanan dan pengakuan
di lingkungan luar, salah satunya komunitas punk. Selain itu, pemerintah bisa memberikan pembinaan kepada anak-anak punk yang masih memiliki orang tua sedangkan anak-anak punk
sudah tidak memiliki orang tua dapat mengikuti pelatihan agar mereka menjadi orang yang dapat
bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri. Tidak semua anak punk itu negatif. Bahkan di luar
sana masih banyak anak punk yang memiliki hati yang baik, yang peduli pada orang-orang
jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun