5. Skate Punk
Komunitas ini berasal dari anak-anak muda yang gemar bermain
skateboard di Amerika yang dianggap sebagai bentuk pemberontakan. Akhirnya
mereka menyuarakan suara mereka dengan musik-musik Punk dan Hardcore
namun tetap dengan garis Skateboardnya.
Di Amerika, kelompok ini cenderung gabungan dari Street Punk dan anak
Skate, mereka lebih mengutamakan gaya hidup dan fashion. Namun di Indonesia,
SkatePunk cenderung lebih ke arah musik. Genre musik SkatePunk sendiri banyak
disukai anak-anak muda karena musiknya yang memiliki tempo cepat.
Komunitas Punk ini termasuk dalam kelompok gemeinschaft karena mereka memiliki
ikatan sosial diantara para anggotanya. Konsep gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi
pada nilai, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan yang mendominasi kekuatan sosial.
Individu-individu dalam komunitas Punk cenderung mementingkan komunitas dibandingkan
dengan keinginan atau kebutuhan mereka sendiri.Jika dilihat dari tipe komunitas, komunitas Punk dapat tergolong dalam tipe komunitas relasional. Komunitas relasional adalah komunitas yang terbentuk ditentukan oleh hubungan
interpersonal dan rasa komunitas, yang tidak dibatasi oleh geografi. Hal
tersebut dapat dilihat dari alasan para anggotanya bergabung ke dalam komunitas Punk, mereka
memiliki tujuan dan ideologi yang sama. Ada juga alasan para anggota tersebut bergabung
dikarenakan ketertarikan dengan motto equality persamaan hak yang dibawa oleh komunitas
Punk, dan ada keterkaitan antara anggota komunitas Punk. Keterikatan itu membuat sense of community setiap anggota meningkat juga. Ada 4 elemen sense of community:
- Keanggotaan atau Membership: keanggotaan yang bisa terlihat adalah boundaries atau
batasan dan juga simbol umum antara anggota komunitas punk dan yang bukan anggota
komunitas Punk. Batasan tersebut dapat dilihat dari anggota Komunitas Punk yang
memiliki gaya fashion atau berpakaian yang berbeda dengan orang lain, mereka
cenderung menggunakan gaya berpakaian yang berlebihan seperti gaya dandanan rambut
dicat dihadapkan ke atas serta memakai anting-anting. Hal tersebut juga menjadi simbol
bahwa anggota Punk adalah individu-individu yang memiliki gaya berpakaian yang
berlebihan (Fisher & Sonn, 2002). - Mempengaruhi atau Influence: Pengaruh yang dimiliki oleh komunitas punk tersebut
dirasakan oleh para anak muda yang tertarik dengan motto yang dibawa oleh komunitas
Punk yaitu equality atau persamaan hak. Mereka bisa mempengaruhi orang lain juga dari
cara mereka berpakaian dan cara mereka menyampaikan motto dan ideologi mereka
terhadap orang lain. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis (1986) yang menyatakan bahwa anggota lebih tertarik pada kelompok di
mana mereka merasa berpengaruh (Kloos et al, 2012). - Integrasi dan Pemenuhan Kebutuhan: integrasi memiliki 2 aspek yang pertama adalah
berbagi nilai. Hal tersebut bisa dilihat dari para anggota kelompok Punk yang
membagikan ideologinya mengenai rasa tidak puas terhadap pemerintah, ataupun protes
terhadap kebebasan yang terkekang kepada para anggotanya. Hal tersebut diwujudkan ke
dalam cara mereka berpakaian. Aspek yang kedua adalah pertukaran sumberdaya,
sumberdaya yang dimaksud adalah individu berpartisipasi dalam komunitas sebagian
karena kebutuhan individu mereka terpenuhi di sana. Contohnya dari komunitas Punk
tersebut para anggotanya membutuhkan dukungan secara psikologis seperti dukungan
emosional, bersosialisasi, atau perasaan nyaman secara fisik. - Shared Emotional Connection: hubungan emosional dari para anggota komunitas Punk
terbentuk karena saat komunitas tersebut ada, anggotanya sudah memiliki tujuan dan
ideologi yang sama. Mereka juga memiliki motto yang mereka junjung dan mereka juga
ingin supaya komunitas Punk bisa diterima dimasyarakat dan mereka bukanlah kaum
yang tersisihkan.
Mencermati permasalahan yang ada, sebaiknya masyarakat tidak memandang negatif
anak-anak punk akan tetapi bekerjasama untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak punk
ini kearah yang lebih baik. Hal ini bisa dimulai dari keluarga, yaitu orang tua. Mereka bisa
membuat keadaan di rumah lebih nyaman, agar mereka merasakan kasih sayang, kebahagiaan
dan diakui oleh orang tua mereka. Jika tidak mereka akan mencari kenyamanan dan pengakuan
di lingkungan luar, salah satunya komunitas punk. Selain itu, pemerintah bisa memberikan pembinaan kepada anak-anak punk yang masih memiliki orang tua sedangkan anak-anak punk
sudah tidak memiliki orang tua dapat mengikuti pelatihan agar mereka menjadi orang yang dapat
bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri. Tidak semua anak punk itu negatif. Bahkan di luar
sana masih banyak anak punk yang memiliki hati yang baik, yang peduli pada orang-orang
jalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H