[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: metrotvnews.com"][/caption] Lama vakum dari kancah perpolitikan tanah air, politikus Yuddy Chrisnandi yang lama berkiprah di partai Golkar, kembali muncul ke permukaan. Yuddy yang pernah menjadi anggota DPR 2004 - 2009 ini memang terkenal vokal dalam menanggapi isu - isu publik. Kemunculan Yuddy kali ini membawa isu tentang upaya pemakzulan yang ingin dilakukannya kepada Hary Tanoesoedibdjo dari Hanura, partai tempat keduanya kini bernaung.
Hal ini tentunya mengejutkan publik, pasalnya isu pemakzulan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat. Apalagi Yuddy sendiri tercatat sebagai salah satu Caleg Hanura yang gagal lolos ke Senayan. Reaksi yang berbau antipati padanya bermunculan, tidak hanya dari internal partainya sendiri melainkan juga dari khalayak luar. Banyak pihak yang menyayangkan sikap Yuddy yang dianggap tidak mencerminkan seorang politisi yang handal. Banyak pula yang mempertanyakan dan mengkritisi sikap Yuddy tersebut, terutama dari pengguna twitter. Bukannya meladeni pertanyaan dengan diskusi yang sehat, Yuddy malah tersulut emosi dengan mengancam para pengguna twitter yang mengkritiknya. Ancaman Yuddy tersebut bahkan menjurus pada tindakan kriminal. Lantaran tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari Yuddy, banyak kalangan yang menduga sikapnya tersebut tidak lebih dari luapan kekesalan pada dirinya sendiri yang gagal menjadi anggota DPR. Alasan normatif yang digunakannya untuk mendepak Hary Tanoe, tidak mendapat respon positif dari elit Hanura terutama Wiranto selaku ketua umum yang memiliki wewenang penuh terkait hal tersebut. Lantas apa yang menyebabkan kegagalan Caleg Hanura nomor urut 1 Dapil VIII Jawa Barat tersebut melaju ke Senayan? Tidak ada yang tau pasti kecuali dirinya sendiri. Namun satu yang pasti adalah karena dirinya sangat jarang terjun ke lapangan menjumpai langsung konstituennya.  Yuddy lebih banyak berada di Jakarta, mengkomentari hal – hal yang tidak penting dan justru melemahkan partainya sendiri. Yuddy terlalu banyak bicara tetapi tidak ada aksi, jadi bagaimana bisa dikenal dan dipilih oleh masyarakat?
Ketika kalah, dirinya melemparkan kekesalan pada Hary Tanoe yang menjabat sebagai Ketua Bapilu Hanura. Lucunya, Yuddy yang bernomor urut 1 tersebut dikalahkan oleh Caleg nomor urut 2. Seperti yang diketahui, kegagalan Yuddy nyaleg pada periode sebelumnya dikarenakan nomor urut. Yuddy mengundurkan diri sebagai Caleg Golkar lantaran tidak mendapat nomor urut 1, sekarang sudah mendapat nomor urut 1 pun dirinya tetap kalah. Lantas salah siapa?
Kemudian apa kontribusi Yuddy untuk memenangkan Hanura? Jelas tidak ada. Bahkan menurut survey, saat Bapilu Hanura dipegang olehnya, partai tersebut terancam tidak lolos ke DPR. Oleh karena itu, Wiranto mengambil langkah cepat dengan menggantinya dengan Hary Tanoe. Akhirnya, partai berlambang anak panah tersebut berhasil lolos ke Senayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H