Mohon tunggu...
callista dealova
callista dealova Mohon Tunggu... Penulis - xxvii

Free-time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Baru Islam di SMP Labschool Jakarta

16 September 2019   11:24 Diperbarui: 16 September 2019   11:31 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

nama saya Callista, saya seorang siswi SMP Labschool Jakarta, dan hari Jumat tanggal 13 September 2019, kami memperingati Tahun Baru Islam di auditorium dengan ceramah dari ustad Ismeidas. Ustad Ismeidas sangat lucu, dan ini adalah hal yang saya ingat dari ceramah Ustad Ismeidas

1. Jadi Perempuan jangan murahan, lebih baik seperti durian, berduri tapi dalamnya sedap

Menurut saya pribadi, saya setuju dengan yang dikatakan. Perempuan harus bisa menjaga harga dirinya sendiri. Karena banyak ancaman dari luar, bahkan orang yang kita percaya sekalipun.

2. Di luar sana, banyak bule non-islam banyak menangis saat mendengar Al Quran

Ustad menyampaikan pengalaman diri sendiri saat ke Korea Selatan. Dia mengatakan, bahwa ia bertemu dengan Pemimpin Organisasi Islam di Korea Selatan. Katanya, banyak turis ke Korea Selatan yang menggunakan hijab. Awalnya, dia mengira itu budaya Arab. Padahal budaya Arab adalah tari perut, benar bukan? Saat ia mencari di Google, ternyata itu adalah agama Islam. Saat ia mencoba mencari dan mendengar kitab Al Quran, ia menangis dan menjadi orang Islam

3.  Tentang Evolusi Manusia

Ada yang berteori bahwa manusia berasal dari monyet. Ustad tentu tidak setuju, manusia sudah diciptakan dengan akal dan nurani yang sehat. Dan Ustad Ismeidas berkata, berarti jika di hutan ada monyet, berarti bentar lagi akan menjadi manusia kalo teori itu nyata.

4.  Agama Tidak Boleh Disamakan

Maksud dari ini adalah, semua agama sama derajatnya. Tidak ada yang lebih hebat dan tidak ada yang lebih buruk. Maksud disini adalah, tidak bleh menyamakan ibadahnya. Karena, disini marak pernikahan berbeda agama. Ustadz tidak setuju, karena berkonfliknya pasti lebih susah dan lebih berat karena sudah menyangkut tentang agama. Dan juga, kemungkinan besar berkonflik untuk anak masuk agama yang mana.

Nah, itulah beberapa hal yang saya ingat dari ceramah itu. Setelah mendengarkan ceramah, kami pun berdoa dan menyanyikan lagu "Terima Kasih". Sekian dari saya, mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun