Nama : Calista Paskalia Tri Asti
NIM Â Â : 0704128227116
Dosen Pengampuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc
Latar belakang
Myanmar merupakan salah satu negara berkembang yang berada di Kawasan Asia Tenggara yang sampai saat ini pemerintahan Myanmar dikuasai oleh militer setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris, Myanmar terus berada dalam situasi negara tidak menentu. Kudeta yang terjadi dinegara ini sudah berlangsung sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1962, tahun 1988, dan tahun 2021. Kudeta yang terjadi pada tahun 2021 memperoleh banyak sorotan dari warga nasional maupun internasional yang mulanya disebabkan oleh tuduhan tak berdasar oleh kelompok junta kepada pihak National League for Democracy (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi karena memenangkan 82 persen kursi dalam pemilihan umum yang diselenggarakan.
Tatmadaw dan Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan (USDP) yang didukung militer berulang kali menolak hasil tersebut, spekulasi akan adanya kudeta terus berkembang di tengah perseteruan antara pemerintah dan militer. Tatmadaw menahan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin senior lainnya. Mereka kemudian memberlakukan keadaan darurat selama setahun. Min Aung Hlaing mengambil alih semua kekuasaan negara untuk periode ini dalam kapasitasnya sebagai panglima tertinggi, dan segera memprioritaskan dugaan kecurangan pemilu. Saat Myanmar menghadapi masa depan yang tidak pasti dengan keadaan darurat, ia telah memperkuat kekuasaannya dan mengambil alih negara.
Demonstan yang menolak adanya kudeta ini kemudian bersatu dan terbentuklah CDM (Gerakan Pembangkangan Sipil) yang awalnya diinisiasi para petugas kesehatan dan guru yang menolak bekerja. Gerakan ini secara cepat mendapat dukungan serikat pekerja, kelompok pegawai negeri, berbagai bintang musik dan film, serta kelompok LGBT+ dan etnik minoritas.
Namun degan terbentuknya Gerakan ini, demo berdarah pun pecah hingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.
Dalam Segitiga konflik
- Kekerasan Budaya
Ada kasus-kasus sejak 1962 - ketika militer berkuasa - yang menunjukkan pejabat Muslim telah disingkirkan dari posisi penting di pemerintahan.
Min Aung Hlaing dengan sengaja menargetkan warga sipil di Myanmar Utara. Ini merupakan negara bagian Rakhine, tepat Rohingya berada. Laporan itu menyebut ada diskriminasi sistemik dan pelanggaran hak asasi yang dilakukan. Secara khusus, dia disebut melakukan pembersihan etnis.
Junta militer juga bersikap keras ke warga pro demokrasi. Mereka bukan hanya ditangkap tapi juga tewas di tangan aparat.