Mohon tunggu...
Calam Rahmat
Calam Rahmat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keadilan? Apa Ini?

16 Februari 2014   06:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harikan segera berakhir itu kata sang penyair..

Lantunan nada indahkan bergulir itu kata sang maestro..

Kata-kata indah kan terukir itu kata sang pujangga..

Tapi beda dengan mereka,

jalanan sunyi diujung yang gelap, dan tak terlihat,

membuat mereka terdiam, merenung akan hidup yang begitu kelam..

matahari mulai melihatkan senyuman nya,

dan merekapun bergegas untuk terbangun,

menodongkan tangan yang yang mungil disetiap bangsawan yg lewat..

terdengar kata "MAAF",

begitu terdengar haru ditelinga mereka..

hanya demi sesuap nasi yang mereka perjuangkan,

belas kasihan yang mereka harapkan..

sampai matahari memberikan senyuman pada sahabatnya,

merekapun terus melangkahkan kaki-kaki mungilnya,

KEMANA KEADILAN?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun