Hari Guru Nasional selalu diperingati setiap tanggal 25 November di setiap tahunnya. Keputusan Presiden RI Nomor 78 Tahun1994 tentang Hari Guru Nasional menjadi dasar peringatan di setiap tahunnya. Penetapanya sendiri berkaitan dengan pembentukan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Saat ini tantangan berat di hadapi oleh para tenaga pengajar yang ada di Indonesia. Jika kita melihat beberapa kasus yang terjadi pada guru belakangan ini, kita bisa melihat betapa beratnya menjadi seorang guru. Banyak niat baik guru yang ingin mendidik siswanya malah berujung pada jeruji besi. Saya masih ingat saat saya sekolah dulu, saya pernah di pukul pakai rotan oleh kepala sekolah saya dan karena pukulan itu kaki dan punggung saya sampai memar. Sakit rasanya, tapi saya memilih diam dan tidak menceritakan pada orang tua dirumah. Kenapa demikian? karena apa yang saya terima merupakan konsekuensi atas kesalahan yang telah saya perbuat. Dan jika orang tua saya tau, bukannya membela saya tapi saya akan kembali dimarahi oleh orang tua, karena beliau tau hal tersebut terjadi pasti karena saya telah berbuat salah.
Itulah kenangan saya saat masih sekolah di SMA PGRI 1 Tumijajar, Lampung.
Kembali pada judul yang saya ambil, momen Peringatan Hari Guru Nasional seharusnya bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri ini. Dengan adanya guru-guru yang profesional dengan segala keilmuannya akan mampu memberikan peningkatan kualitas pendidikan dan akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Tentu hal tersebut tidak mudah untuk di wujudkan, karena guru hanya dapat mendidik para siswa saat berada di sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan banyak di pengaruhi oleh faktor faktor diluar sekolah seperti pergaulan siswa diluar sekolah, dan kehidupan serta hubungan siswa dengan orang tuannya di rumah.
Anak anak kita yang saat ini masih di bangku sekolah merupakan calon pemimpin besar Negeri ini dan akan menentukan nasip jutaan anak Indonesia diwaktu yang akan datang. Melihat fakta tersebut maka kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mengajarkan hal hal yang baik pada generasi yang saat ini masih berada di bangku sekolah.
Peran guru, orang tua dan siswa itu sendiri merupakn faktor utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas anak untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa yang akan datang.Â
Siswa merupakan objek dalam hal ini, mereka mempunyai peran yang sangat penting karena sebaik apapun guru di sekolah dan sebaik apapun orang tua mengajarkan dirumah, jika si objek tidak mampu menerima dengan baik maka hasilnya juga tidak akan maksimal. Siswa harus bisa memilah dengan baik mana yang baik dan mana yang buruk, tentu dengan banyak pertimbangan yang sudah di ajarkan oleh guru dan orang tua. Hal tersebut wajib karena objeklah yang akan menjalani waktu pembelajaran 1 kali 24 jam atau secara terus menerus baik di sekolah, di pergaulan luar sekolah dan bahkan saat berada dirumah.
Siswa akan mampu mengontrol diri, mengontrol emosi dan mampu memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik jika bekal yang ia dapat juga cukup. Disini peran orang tua yang paling utama, kontrol orang tua, perhatian orang tua dan kondisi kehidupan di keluarga akan sangat besar pengaruhnya. Orang tua seharusnya mempunyai waktu paling banyak bersama anak anaknya, dan dengan waktu yang banyak berarti pembelajaran yang paling banyak seharusnya didapat dari orang tua. Pembelajaran yang dimaksud jelas bukan pembelajaran seperti yang dilaksanakan di sekolah.
Peran orang tua yaitu menanamkan sikap, perilaku dan perbuatan yang baik. Sejak lahir anak sudah bersama orang tua, bahkan makan, minum, bicara dan bertingkah laku merupakan gambaran orang tua dalam mengasuh anaknya. Penting bagi orang tua untuk bisa memberikan contoh yang baik kepada anak anaknya sejak dini. Agar saat dia tumbuh menjadi besar dan sudah mulai masuk kedunia sekolah anak sudah mempunyai bekal yang cukup dalam hal tingkah laku, sopan santun dan cara bersosialisasi yang baik dengan orang lain.