Nah jika bebas dalam pengerian sebebas-bebasnya, apa yang terjadi? Siapa yang paling berkuasa atas kebebasan?
Sumber utama:
https://www.nytimes.com/2018/05/07/opinion/transparency-fake-news.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!