Mohon tunggu...
Ruslan Effendi
Ruslan Effendi Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati Anggaran, Politik Ekonomi, Bahasa

Penulis pada International Journal of Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Adakah Prinsip Kebebasan Berbicara?

22 November 2020   09:02 Diperbarui: 22 November 2020   09:18 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok Posstrukturalis lebih sering menggunakan penanda kosong (empty signifier) atau sering juga disebut penanda mengambang (Floating signifier) atau penanda tanpa acuan baik dalam semiotika maupun nalisis wacana.

Seorang poststrukturalis, misalnya Claude Lvi-Strauss yang pertama mengonsepkan penanda kosong sebagai kecenderungan  menerima makna apapun atas makna yang tidak ada.

Bagi posstrukturalis lain, Laclau dan Mouffe menjelaskan  penanda kosong adalah penanda yang mencoba untuk mewakili kepenuhan (atau memenuhi sebuah wadah) yang tidak ada dari sebuah komunitas. Artinya, mereka adalah penanda-penanda yang mewujudkan persatuan suatu komunitas, namun  tidak akan pernah bisa tercapai sepenuhnya. 

Ernesto Laclau sendiri, dalam konsep  dalam emansipasi, membingkai penanda kosong sebagai konteks interaksi sosial. Baginya, penanda kosong adalah perwakilan hegemonik dari kumpulan berbagai tuntutan. Laclau dan Mouffe juga menjelaskan bahwa, penanda kosong adalah perwakilan hegemonik dari kumpulan berbagai tuntutan, yang merupakan rantai ekivalensi (chain of equivalences) yang anggotanya dibedakan melalui logika diferensial (seperti dalam elemen yang hanya ada dalam perbedaannya satu sama lain) tetapi bergabung melalui satu persamaan ekuivalen. 

Rantai permintaan yang tidak terpenuhi ini menciptakan totalitas yang tidak terpenuhi, di dalamnya salah satu penanda menundukkan sisanya dan mengasumsikan representasi sisanya melalui proses hegemonik. 

Bagi para Posstrukturalis juga Postmodernis, konsep penanda kosong untuk menolak penambatan (anchoring) ketat pada penanda tertentu dan menentang konsep bahwa ada arti akhir yang dapat ditentukan untuk kata atau tanda. 

Sebagai contoh, Jacques Derrida berbicara tentang "permainan bebas" penanda: dengan alasan bahwa mereka tidak terpaku pada penanda mereka tetapi menunjuk di luar diri mereka pada penanda lain dalam sebuah "rujukan penanda (signifier) yang tidak terbatas ke yang ditandai (signified). 

Demikian, semoga bermanfaat

RE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun