Ini berarti bahwa sebagai  penghasil kata kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan tentang bagaimana menggunakan sebuah kata dan bagaimana menggunakan banyak kata, dan sebagai interpreter kita selalu dihadapkan pada keputusan-keputusan tentang bagaimana  kita menafsirkan pilihan-pilihan yang telah dibuat oleh penghasil kata (nilai apa yang ditempatkan pada kata-kata itu). Pilihan dan  keputusan ini tidak murni bersifat individual: makna kata dan makna adalah  hal-hal yang bervariasi secara sosial dan diperdebatkan secara sosial, dan aspek proses sosial dan budaya yang lebih  luas.Â
Penggunaan bahasa dalam penciptaan makna bisa juga dilihat dari konsep "interdiscursivity" Contohnya adalah gaya Boss tertentu --- Boss menggunakan bahasa sebagai sumber untuk mengidentifikasi diri. Bos memiliki Genre, wacana, dan gaya. Kita dapat membedakan tiga aspek utama Boss ini dalam makna tekstual dan realisasi formalnya. Makna ini selalu dimainkan secara bersamaan dalam teks dan sebagian teks.Â
Norman Fairclough, ahli bahasa dari universitas Lancaster memberi penjelasan bahwa kita harus menyadari bahwa teks terlibat dalam proses pembuatan makna dan bahwa teks memiliki efek kausal (yaitu, membawa perubahan) yang dimediasi oleh pembuatan makna. Teks dapat membawa perubahan dalam pengetahuan, keyakinan, sikap, nilai, pengalaman kita, dan sebagainya.Â
Dalam pergaulan, kita akan terlibat  dengan teks, dalam teks, dan texturing (proses menjadikan teks sebagai aspek tindakan dan interaksi sosial). Itu menjadi bagian integral kita pada  pembelajaran. Teks juga memiliki efek kausal dalam bentuk yang tidak terlalu langsung. Misalnya ada iklan jamu, maka akan ada kausalitas tentang identitas para penyuka jamu. Padahal iklan jamu sendiri tidak membicarakan ientitas.
Teks juga dapat memulai peristiwa yang tidak mengenakan, misalnya perang. Teks dapat berkontribusi pada perubahan dalam proses dan struktur ekonomi. Singkatnya, teks memiliki efek penyebab pada perubahan, dan berkontribusi pada perubahan, orang (keyakinan, sikap, dan lain-lain). Teks dapat mendorong tindakan, hubungan sosial, dan dunia material lainnya.
Kesimpulan:
Jika mencari makna, akan ketemu, yaitu makna dari si Penguasa. Jika nggak mau begitu, anda bukan mencari makna, tetapi berusaha memaknai.Â
Demikian, semoga bermanfaat
RE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H