Pada kesempatan ini saya mau menguraikan singkat lahirnya Akuntansi Ekonomi Politik, yang mendobrak tradisi ekonomi Neoklasik yang sering menjadi acuan dalam akuntansi.Â
Namun sebelumnya perlu diuraikan singkat tentang dua hal yang sangat terkait dengan Akuntansi Ekonomi Politik ini, yaitu cerita tambang Delco dan Kontroversi Cambridge.
Delco
Sierra Leone Development Company (Delco) adalah perusahaan multinasional berbasis Inggris yang mengoperasikan ekstraksi bijih besi di Sierra Leone selama 46 tahun, sebelum ditutup pada tahun 1976.Â
Sejarah 46 tahun Delco dapat dibagi menjadi tiga periode: kolonial awal; kolonial akhir dan postkolonial. Dari laporan laba rugi atas tiga periode tersebut memunculkan  gambaran perbedaan distribusi pendapatan yang berkaitan dengan  kondisi sosial dan politik mendasari angkanya.
Dalam perjalanan sejarah selama 46 tahun itu, ada upaya untuk menasionalisasi usaha tambang itu. Berbagai konflik terjadi antara perusahaan dan tenaga kerja dan masyarakat.Â
Kepala suku yang menjual tanah komunal  dan kemudian mendorong orang-orangnya  agar dapat  bekerja di tambang orang asing itu sebagai sumber alternatif mata pencaharian. Protes protes dari masyarakat termasuk tenaga kerja lokal kepada perusahaan memaksa negara mengirim polisi dan tentara mengatasinya.
Pada periode poskolonial Delco mulai merekrut manajerial berkulit hitam, staf pengawasan teknis dan teknis, yang sebagian besar mungkin diklasifikasikan dalam istilah Marxis sebagai apa yang disebut tenaga kerja 'tidak produktif'.Â
Ternyata  data pendapatan adalah produk dari realitas sosio ekonomi dan perbedaan antara item dalam tiga laporan laba rugi dapat dilacak ke perubahan realitas tersebut. Kenapa tidak menunjukkan bekerjanya faktor-faktor produksi?Â
Realitas sosio-ekonomi di Sierra Leone ini tertuju pada pertanyaan sejauh mana ekonomi neo-klasik dapat menjelaskan ini? Inilah yang menjadi perdebatan dengan apa yang disebut kontroversi Cambridge.
 Kontroversi Cambridge
Pemberian nama kontroversi Cambridge berkaitan dengan perdebatan dua universitas Cambridge, yaitu Universitas Cambridge di Inggris dan Massachusetts Institute of Technology, di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Debat berpusat pada kritik Cambridge Inggris (Post-Keynesian/Neo-Ricardian) terhadap pandangan ekonomi neo-klasik Cambridge di AS.Â
Pandangan Ekonomi Neo-Klasik berkonsentrasi pada apa yang disebut kekuatan produksi. Dalam analisis ekonomi ini disatukan dalam analisis fungsi produksi. Mereka termasuk aspek teknologi kuantitas input dan output dan koefisien transformasi mereka. Namun kekuatan faktor produksi ini tidak selalu bisa menjelaskan realitas sosial yang ada.
 Dari diskusi Kontroversi Cambridge menunjukkan bahwa dasar-dasar marginalis akuntansi dengan pendekatan ekonomi neo-klasik dianggap tidak memiliki dasar yang logis. Sebaliknya pandangan yang kontra menjelaskan bahwa  untuk memahami proses formasi harga dan distribusi pendapatan dalam masyarakat industri maju, maka perlu juga memperhitungkan dimensi kedua dari "modal", yaitu keadaan hubungan sosial.Â
Berbagai pertanyaan seringkali tidak bisa dijawab oleh pendekatan neo-klasik, misalnya:
- Apakah pengembalian kepada investor, tenaga kerja dan lembaga pemerintah yang menunjukkan produktivitas marginal mereka dalam produksi?
- Apakah bagian dari distribusi pendapatan yang efisien dalam hal bahwa pada margin, penghasilan yang cukup diberikan kepada investor untuk memastikan modal itu diminta dan dipekerjakan ke titik di mana itu hanya menguntungkan untuk melakukannya?
- Apakah tarif upah kira-kira menunjukkan nilai tenaga kerja di produksi?
- Apakah ada gagasan keadilan sosial di penjelasan marginalis ini dalam artian itu setiap input faktor mendapatkan imbalan "adil" dengan menghasilkan jumlah yang sepadan dengan nilai apa itu berkontribusi?
 Pandangan yang kontra neo-klasik sering menggunakan Quote dari Keyness:
"Practical men who believe themselves to be quite exempt from any intellectual influence, are usually the slaves of some defunct economist. Madmen in authority, who hear voices in the air, are distilling their frenzy from some academic scribbler of a few years back."
 Interaksi kompleks dari  politik, sosial, dan realitas ekonomi berada di luar kerangka konseptual neo-klasik ekonom. Namun demikian penyelesaian perdebatan, terutama seberapa luas implikasinya, belum disepakati oleh para ekonom.
 Akuntansi Ekonomi Politik
Dari perdebatan di kontroversi Cambridge, dan kasus tambang Delco di Sierra Leone, Akuntansi (Akuntan) perlu dilihat dalam cakrawala yang lebih luas dalam lingkungan dimana  beroperasi, penelitian yang transdisipliner, normatif, deskriptif, dan kritis.
 Akuntansi (Akuntan) perlu melihat:
Pengakuan Kekuasaan dan konflik dalam masyarakat.
Pengakuan ini bukan mengasumsikan hubungan yang harmoni sebagai dasar  kepentingan dalam masyarakat yang memungkinkan sebuah pandangan nilai sosial dari akuntansi yang tanpa masalah. Sebaliknya, nilai-nilai dari informasi akuntansi menjadi sesuatu yang diperebutkan dalam arena politik dan ekonomi. Â
 Sejarah dan kelembagaan
Bukti empiris menunjukkan bahwa negara telah secara aktif terlibat dalam pengelolaan ekonomi, terutama berkaitan dengan pajak. Â Masih sedikit pengakuan bahwa ekonomi didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, sering beroperasi di pasar oligopolistik atau monopolistik.
 Pandangan yang lebih emansipatif atas  motivasi manusia dan  peran akuntansi dalam masyarakat.
Kepedulian untuk pandangan yang lebih beremansipasi tentang motivasi manusia akan mengenali kemungkinan pada apa yang disinyalir oleh Herbert Marcuse  "One-Dimensional Man", kepentingan yang terorganisasi.
 Selanjutnya Akuntansi perlu menjelaskan dan menafsirkan peran informasi akuntansi dalam distribusi pendapatan, kekayaan, dan kekuasaan dalam masyarakat
 Topik-topik penelitian dalam Akuntansi Ekonomi Politik ini dapat berupa:
- Akuntansi dan Kesejahteraan Sosial
- Akuntansi sebagai ideologi
- Identifikasi dan permasalahan-permasalahan Akuntansi
Referensi:
Cooper, D. J., & Sherer, M. J. (1984). The Value of Corporate Accounting Reports: Arguments For A Political Economy of Accounting. Accounting, Organizations and Society, 9(3), 207–232.
Hoogvelt, A. M. M., & Tinker, A. M. (1978). The Role of Colonial and Post-Colonial States in Imperialism - a Case-Study of the Sierra Leone Development Company. The Journal of Modern African Studies, 16(01), 67–79.
Tinker, A. M. (1980). Towards a political economy of accounting: An empirical illustration of the cambridge controversies. Accounting, Organizations and Society, 5(1), 147–160.
Demikian,Â
Salam
RE
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI