Mohon tunggu...
Cakrawala Media
Cakrawala Media Mohon Tunggu... Penulis - Cakrawala Media Salah satu sumber berita terpercaya.

Memuat Berita Fakta Selebrtis Tanah Air.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Emosi Diatas Kertas Alreza Great : Pura-Pura Tak Mengenal Puisi Melankolis

8 Juli 2024   12:45 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:55 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alreza Great, seorang musisi dan penyair asal Riau, Indonesia, telah menarik perhatian dengan karya-karyanya yang menyentuh hati. Puisi-puisinya yang sarat makna dan penuh dengan emosi, mampu membawa pendengarnya menyelami berbagai perasaan dan pengalaman hidup. 

Judul : Pura-Pura Tak Mengenal

Saling melihat namun tak saling menyapa
Kini kau jauh dari ku
Seperti tak mengenalku
Benci namun masih sayang
Menoleh tak seperti ku kenal
Seakan-akan mulut ingin berteriak dan berkata
Hei wanita, jangan kau tatap aku seperti tak mengenalku
Wajahmu yang sayu itu
Pernah bersandar di bahuku
Pernah ada gengaman, yang selalu ada menguatkanmu
Dan menghapus seluruh air mata dipipimu
Pernah ada canda dan tawa disetiap raut wajahmu
Kalau kau masih benci, pergilah menjauh
Jangan tatap aku lagi
Karena aku takut, bencimu itu akan membuatmu sakit
Tapi jika kau ingin kembali
Aku masih ada
Masih ada untukmu

Dengarkan Puisi Disini :
Makna Puisi "Saling Melihat Namun Tak Saling Menyapa"
Puisi ini menceritakan tentang dua orang yang pernah memiliki hubungan dekat, namun kini telah berpisah dan saling menjauh. Ada rasa sakit dan kebingungan yang terpancar dari kata-kata penyair.

Berikut adalah beberapa makna yang dapat diinterpretasikan dari puisi ini:

1. Rasa Kehilangan dan Kesedihan:

Penyair merasa kehilangan dan sedih karena hubungannya dengan orang yang dicintainya telah berakhir. Hal ini terlihat dari kalimat "Kini kau jauh dari ku / Seperti tak mengenalku". Penyair merasa seolah-olah orang tersebut tidak lagi mengenalinya, dan ini menimbulkan rasa sakit yang mendalam.

2. Perasaan Campuran Benci dan Sayang:

Penyair memiliki perasaan yang campur aduk terhadap orang tersebut. Di satu sisi, dia membencinya karena telah pergi dan meninggalkannya. Hal ini terlihat dari kalimat "Benci namun masih sayang". Di sisi lain, dia masih mencintainya dan merindukannya. Hal ini terlihat dari kalimat "Kalau kau masih ingin kembali / Aku masih ada / Masih ada untukmu".

3. Keinginan untuk Berkomunikasi dan Berbaikan:

Penyair ingin berkomunikasi dengan orang tersebut dan mencari tahu mengapa mereka telah berpisah. Hal ini terlihat dari kalimat "Hei wanita, jangan kau tatap aku seperti tak mengenalku". Dia juga ingin kembali bersama orang tersebut dan memperbaiki hubungan mereka. Hal ini terlihat dari kalimat "Kalau kau masih ingin kembali / Aku masih ada / Masih ada untukmu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun