Tanah Grogot (22/07/22)  -- mendidik anak hingga meraih pencapaian terbaik  mungkin itulah dambaan setiap orang tua kepada anak- anaknya, memberikan Pendidikan yang terbaik, belajar dan berkuliah di Kampus ternama di Indonesia, hingga mendapatkan pekerjaan yang layak,  mungkin itu main goals para harapan orang tua kepada anak anaknya, namun bagaimana jika orang tua itu hanya bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan yang tidak menentu bahkan tak jarang tidak memiliki uang, apakah bisa orang tua tersebut mendidik anak hingga mencapai titik tertinggi dengan segala keterbatasannya ?.
Jawabannya tentu saja bisa, seperti dilansir dari kisah haru dari Pemuda asli Tana Paser bernama Tryan Asma Noor, anak dari pasangan keluarga Poniran dan Saminah yang kesehariannya sebagai pemulung, hidup dan tinggal di Desa Suliliran Baru, Kabupaten Paser yang kehidupannya lika-liku penuh dengan segala keterbatasan,  namun mampu  membuktikan bahwa dengan segala keterbatasannya mampu meraih mimpi.
Bagaimana tidak, hal itu dibuktikan dengan dilantiknya putra dari pasangan Poniran-Saminah ini untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI. Suatu pencapaian yang semula di anggap orang mustahil namun dengan kerja keras dan kegigihan serta kesabaran dan kekuatan doa, mampu mengharumkan nama baik keluarga dan mengangkat harkat keluarga.
Poniran, selaku kepala rumah tangga selalu menanamkan nilai nilai kedisipilinan yang kuat kepada  anak anaknya, takun, ulet, serta kerja keras untuk meraih impian yang di inginkan.
" saya bersyukur anak saya bisa jadi PNS, dari kecil sudah saya tekankan untuk rajin belajar, sholat, dan kerja keras pokoknya, dengan harapan Ketika besar nanti tidak seperti saya kerjanya kasar kaya gini, saya ingin anak anak saya sukses," kata poniran.
Hal senada juga disampaikan Tryan, anak ketiga dari pasangan poniran -saminah, ia mengungkapkan sedari kecil sudah dibekali didikan mandiri terampil dan tidak manja.
"betul bapak selalu mengajarkan saya dan kakak kakak saya untuk mandiri dan tidak manja, bapak selalu mengajarkan saya arti kerja keras, satu hal yang selalu bapak katakan saat bekerja, berhenti Ketika selesai, tapi jangan berhenti Ketika Lelah, itu yang selalu saya ingat sampai sekarang," ungkap Tryan.
Ia juga mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada pemerintah atas segala perhatian dan kasih sayangnya kepada masyarakatnya sehingga dirinya mampu meraih pencapaian sejauh ini.
Saya bagga sekali dengan orang tua saya, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten paser yang sudah memperhatikan warganya, karena saya sekolah selalu dibantu beasiswa, kalo tidak saya nda mampu bayarnya, sekarang saatnya saya mengabdi untuk tanah kelahiran saya dan masyarakat," tegas pria kelahiran 98 tersebut.
Saat ini Tryan bertugas di rutan kelas IIB tanah grogot, unit pelaksana di lingkup Direktorat jenderal pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, dan juga sedang melaksanakan Pendidikan perkuliahan Hukum semester akhir pada kampus negeri di Indonesia.
Disamping itu, orang tua Tryan, Poniran juga sukses menguliahkan anak pertama dan anak keduanya juga di kampus Kesehatan ternama di Kalimantan Timur, dengan dukungan beasiswa seluruhnya dapat menyelesaikan pendidikannya dan disumpah menjadi tenaga Kesehatan di unit mereka bekerja, dari kisah ini dapat mengajarkan arti sebuah perjuangan serta pengorbanan bahwa meski dalam keterbatasan, dengan kerja keras semuanya dapat di raih. (Crv)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H