Perkembangan teknologi di berbagai sektor di era digital saat ini sedang mengalami pertumbuhan dan akan terus berkembang pesat di masa depan, khususnya di bidang keuangan dan perbankan. Sektor perbankan dan keuangan saat ini sedang mengalami pertumbuhan pesat dengan hadirnya Financial Technology atau yang dikenal dengan Fintech. Melalui teknologi ini, akses terhadap layanan keuangan menjadi lebih mudah dan efisien bagi individu, sekaligus mendorong inklusi keuangan dengan menyediakan berbagai fasilitas layanan keuangan seperti transaksi atau pembayaran, peminjaman, dan investasi menjadi lebih praktis, efektif, dan menguntungkan.
Fintech menghadirkan peluang investasi bagi seluruh lapisan masyarakat
Investasi, yang pada zaman dulu dipandang sebagai aktivitas yang eksklusif untuk kelas atas, sekarang menjadi lebih mudah diakses berkat munculnya fintech. Platform investasi digital yang sudah hadir sekarang ini memudahkan akses bagi individu untuk memulai suatu investasi dengan modal minim, bahkan bisa dimulai dari puluhan ribu rupiah. Konsep investasi mikro ini merupakan salah satu contoh keuntungan yang ditawarkan dengan hadirnya fintech kepada masyarakat umum, yaitu dengan membuka akses untuk semua kalangan masyarakat agar dapat mengakses manfaat investasi. Menurut Geriadi (2023), fintech berperan sebagai jembatan antara pengetahuan finansial dan pilihan investasi yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan yang ditawarkan fintech dapat mendorong semakin banyak masyarakat untuk mulai berinvestasi, terutama mereka yang sebelumnya memiliki pengetahuan atau akses terbatas.
Platform investasi berbasis Fintech menawarkan berbagai instrumen investasi, seperti saham, reksa dana, dan obligasi, yang hanya dapat diakses melalui smartphone. Platform ini memberikan informasi dan edukasi kepada pengguna tentang berbagai produk investasi dan risiko terkait. Langkah ini penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam berinvestasi, terutama di Indonesia dimana literasi keuangan menjadi sebuah tantangan. Berkat fitur edukasi yang ditawarkan, individu dapat belajar bagaimana mengelola investasinya secara mandiri dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan profil risiko spesifiknya. Fintech dalam berinvestasi menawarkan banyak manfaat tambahan, seperti pelacakan real-time, analisis pasar, dan fitur otomatisasi yang memudahkan investor pemula untuk berinvestasi. Namun, meskipun teknologi memfasilitasi investasi yang lebih inklusif, keamanan tetap menjadi perhatian utama. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai pelanggaran dan peretasan data yang melibatkan platform digital telah menyebabkan pengungkapan informasi pribadi, yang pada akhirnya mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap layanan fintech. Hal ini menyoroti perlunya penyedia fintech untuk terus berinvestasi dalam sistem keamanan untuk melindungi data dan aset pengguna.
Selain masalah keamanan, rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia juga menimbulkan tantangan lain. Banyak investor baru yang memiliki pemahaman terbatas tentang konsep dasar investasi dan sering tergiur oleh prospek keuntungan besar tanpa memahami sepenuhnya risiko yang ada. Hal ini dapat menimbulkan pilihan investasi yang tidak bijaksana, seperti memilih produk investasi yang berisiko tinggi atau mudah menyetujui skema investasi ilegal. Oleh karena itu, meskipun fintech menawarkan akses yang mudah, pendidikan yang lebih komprehensif tetap penting untuk menciptakan investor yang terinformasi dan bijaksana.
Fintech di bidang keuangan: solusi komprehensif bagi masyarakat dan UMKM
Selain investasi, fintech juga berperan penting di sektor keuangan, khususnya bagi masyarakat kurang terlayani dan keuangan perbankan UMKM. Di Indonesia, banyak UMKM yang kesulitan memperoleh modal dari lembaga keuangan tradisional karena berbagai faktor, seperti agunan yang tidak mencukupi dan prosedur yang rumit. Pinjaman Fintech, atau pinjaman berbasis teknologi, memberikan opsi pembiayaan yang lebih mudah beradaptasi dan mudah diakses bagi usaha kecil. Menurut Van Marsally dkk. (2024), fintech lending memiliki potensi yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan UMKM, terutama di daerah yang akses terhadap layanan perbankan konvensional masih terbatas.
Pinjaman Fintech, terutama melalui model pinjaman peer-to-peer (P2P), memungkinkan individu memperoleh pinjaman secara mandiri dari lembaga keuangan tradisional. Pengguna dapat mengajukan pinjaman secara online melalui platform fintech dan menerima uang dalam waktu singkat. Selain itu, adopsi teknologi big data dan pembelajaran mesin oleh penyedia fintech memfasilitasi penilaian kredit yang lebih akurat berdasarkan perilaku pengguna dan data transaksi. Hal ini tidak hanya mempercepat proses pencairan namun juga memungkinkan mereka berinteraksi dengan pengguna yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan keuangan.
Namun, proses pendanaan fintech menghadapi banyak tantangan, terutama dari segi regulasi. Di Indonesia, banyak platform fintech lending yang menawarkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan lembaga perbankan tradisional. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi peminjam, terutama mereka yang tidak mempunyai sumber daya keuangan yang kuat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berupaya mengatur fintech lending untuk memperbaiki struktur dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada; Namun, kebijakan yang lebih ketat diperlukan untuk meminimalkan risiko keuangan bagi peminjam.
Selain itu, tantangan pembiayaan fintech terletak pada rendahnya pengetahuan keuangan masyarakat. Banyak orang yang memandang pinjaman melalui aplikasi pinjaman online sebagai solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan mendesak namun mengabaikan kemampuan mereka dalam membayar kembali pinjaman tersebut. Pemahaman yang terbatas ini menyebabkan beberapa pengguna menghadapi hutang yang sulit. sikap terhadap uang Anda Situs OJK menekankan bahwa fintech menawarkan kemudahan akses; Namun, masyarakat harus mewaspadai risiko yang terkait dengan pinjaman digital ini.