Mohon tunggu...
Cerpen Artikel Utama

Ketika Senja, Tak Lagi Jingga

12 April 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laila, perempuan penggila senja itu tak pernah sekalipun melewatkan menikmati fenomena matahari tenggelam kesukaannya. pendarnya yang jingga, matari yang perlahan turun ke peraduan, sepoi semilir hembusan angin, suasana yang menentramkan, dan Laila adalah senja. Titik.

hingga tiba suatu senja. saat itu, langit sedang dirundung mendung. matari tak menampakkan diri. awan dengan segala kekuatan menyembunyikannya. jingga tetiba berubah kelam.

“kenapa, Rul?!” Laila memekik ke arah Asrul.

“mau bagaimana lagi?, aku sudah terlalu letih untuk terus kucing-kucingan seperti ini”.

“beri aku waktu lagi, segera akan aku jelaskan”.

“sudah cukup, Laila. aku telah berkorban segalanya untuk kamu. termasuk meninggalkan kekasihku. dan kau, masih saja mengulur waktu. cukup.”

“Laila, kita akhiri saja semuanya”.

tangis Laila akhirnya mengiringi kepergian Asrul senja itu. menyisakan bekas sayatan yang dalam pada hatinya. sejak awal mereka telah menduga akan berakhir seperti ini.

*

“Lailaaaaa.” dari kejauhan seorang lelaki meneriakkan namanya.

setelah menyeka airmatanya yang tersisa, dengan suara yang lirih Laila menjawab. “ Iyaaaa.. sayang, tunggu sebentar”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun