Mohon tunggu...
Cakra Dep
Cakra Dep Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilkada Depok: Nasib PKS Korban Bully Salah Alamat Relawan Mie Instan

21 Oktober 2015   23:58 Diperbarui: 22 Oktober 2015   00:22 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Sumber:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1619911518260365&set=t.1174933822&type=3&theater

Gambar diatas hanya salah satu contoh kekasaran pola permainan kampanye relawan mie instant , masih banyak bukti lain yang lebih dari cukup untuk menggambarkan buruknya pola kampanye relawan paslon no.1.

Isu WAHABI

Tidak hanya salah sasaran serangan ke PKS ataupun maen kasar dengan menyangkutkan diri seorang kyai idris ke komunis. Namun juga salah alamat lain dengan menyatakan bahwa kyai idris adalah seorang wahabi. Bahkan sampai gara-gara ada rumput dimakam ortu idris shomad lalu dikait-kaitkan sebagai wahabi. Istighfarlah kawan !!! Ingat fitnahanmu ini jika sampai dipercayai banyak orang maka akan jadi amal buruk jariyah. Bagaimanapun beliau termasuk seorang ulama aswaja dan meskipun bukan seorang ulamapun tidak sepantasnya diperlakukan seperti itu. Bisa jadi hanya kata ucapan "maaf" dari beliau yang mampu menghapus semua fitnahan-fitnahan yang ada.

Sebagai orang depok , saya sedih bukan kepalang melihat pola-pola seperti dan ini sangat membahayakan karena bisa menimbulkan perpecahan antara golongan di Kota Depok. Untungnya pak kyai dan bang pradi depok senantiasa mewanti-wanti agar tidak merespon serangan-serangan seperti itu. Dan alhamdulilahnya para relawan idris pradi sangat patuh dan nurut sehingga tensi politik di Kota Depok tidak perlu ada gejolak yang berarti.

Jangan mengaku aktifis jika pola-pola busuk seperti ini digunakan. Ini merusak demokrasi , ini kemunduran demokrasi. Hanya demi sebungkus mie instan kelakuan kayak setan. Hanya demi secangkir kopi liong , menjadi suka berkata bohong.

Harapan saya, 9 desember 2015 segera berlalu agar semua orang jadi waras kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun