[caption caption="Lies, damn lies and just politics"][/caption]
Depok adalah kota aktifis , saking banyaknya tokoh muda yang turun di gelagang perpolitikan dan pergerakan swadaya kemasyarakatan. Dan para penggiat politik akar rumput ini sudah saling mengenal sejak lama dan akrab meski tak jarang bersebrangan pilihan politiknya. Namun demikian , para pemain politik di Kota Depok terhitung sangat cair. Beberapa konsisten di salah satu jalur namun kebanyakan suka berpindah-pindah dimana hati mereka nyaman.
UNIK
Sifat cair mereka dalam hal pandangan dan pegerakan politik kadang membingungkan seperti misalkan pada masa pileg mereka berteman dalam satu kubu namun pada masa pilkada mereka bersebrangan kubu bahkan meski itu sama-sama pecinta satu partai yang sama. Aneh bukan? :D dan itulah uniknya para aktifits Kota Depok!
Bahkan dalam ruang lingkup keluarga sekalipun , mereka banyak yang berbeda apalagi sekedar ruang lingkup pertemanan dalam kegiatan politik.Namun jangan salah paham , meski mereka bersebrangan namun kegiatan ngopi bareng masih tetap berjalan. Itulah demokrasi , kata para politikus akar rumput ini !
Banyak hal yang mendasari kenapa kondisi ini bisa terjadi. Pertama , sangat dimungkinkan para pelaku politik akar rumput Kota Depok adalah pribadi pribadi handal yang terbiasa memimpin sebuah pergerakan. Bagi mereka, diri mereka seorang diri adalah brand unik untuk kegiatan politik yang sudah siap sedia dalam sebuah seperangkat alat perang dan pasukannya untuk turun dalam sebuah tema perjuangan politik.
Jangan takut masalah atribut , mereka sangat ahli dalam hal itu kalau perlu maju sendiri demo ditengah jalan-pun jadi. Kalau butuh bendera-bendera pergerakan dengan nama-nama yang unik dan niche sekali sehingga mudah diingat akan mereka persiapkan dengan cepat. Atau pakai bendera abal-abal tanpa identitas hukum yang penting kebutuhan untuk peliputan media terpenuhi dan muka muka lama itu nampang di media-media.
Kedua , mereka sudah hapal betul bagaimana alur permainan politik teaterikal itu dilakukan. Mulai dari demo puluhan orang dengan atribut warna warni dijalan yang bisa membuat sedikit kemacetan, dilanjut dengan wawancara oleh media tentang tema tuntutan ditutup dengan penggorengan isu di sosial media khusus Kota Depok yang sebenarnya hanya berputar-putar dikalangan mereka sendiri. Lalu pengambilan sisa DP.
Jika mereka bisa menjalani sendiri kenapa harus mengekor ke orang lain? Bolehlah kita jalan bareng tapi kita tetep sejajar agar dapur asepnye sama , kira-kira begitulah.
ETIKA
Secara teori, masalah etika sangat dijunjung tinggi bahkan jika ada tokoh masyarakat atau pejabat yang menyimpang dalam hal urusan etika mereka akan sangat keras dan kencang menyuarakan bila perlu naik panggung atau ditengah jalan sendirian bikin panggung pake toak. Bahkan Kalau perlu ditungguin kapan mereka pulang atau nyelonong masuk kantor untuk sekedar gebrak meja! Jika masih kurang gruduk rumah target agar lebih ngeri-ngeri sedap bercandanya. Karena etika , sangat dijunjung tinggi di kalangan politikus akar rumput ini.
Jangan pernah... ingat jangan pernah sekali-sekali mengembalikan pertanyaan tentang etika dengan pertanyaan konyol ke mereka misalkan "Dimana etika anda , mendemo seseorang karena dibayar dan diam saja jika sudah dibayar orang yang anda demo??". Akan ada ratusan kalimat yang tersusun rapih bak sastrawan , bersyair dan bernada selayaknya seorang cendekia di forum intelektual menggurui anda tentang apa itu etika.
Kalau anda masih belum bisa memahaminya , jangan kaget kalau tiba-tiba terjadi perubahan intonasi dan muncul kata-kata yang hanya mudah dipahami oleh mereka yang belajar ilmu politik hingga S2 yang didalamnya syarat dengan nada-nada sumbang demi kepentingan rakyat! Jika masih belum paham juga , siap siap saja kawanan ragunan muncrat dari mulut-mulut yang tadinya manis nan elok.
Etika , tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka! Catat itu!
MUKA TEBAL
Masalah ini, stok sangat berlimpah. Jangan heran jika suatu saat anda melihat seorang tokoh politik akar rumput yang sebelumnya adalah penyanjung tokoh A setinggi langit dengan jaminan dapur ngebul tiba-tiba berubah haluan karena dikontrak oleh pesaing mantan juragannya. Rahasia-rahasia terlarang mantan juragannya diumbar dan lupa semua jasa mantan juragannya yang sempat membuat anak istrinya dapat tersenyum dan bernafas.
Jangan pernah heran , jika ada si B yang datang ke rumah tokoh C nangis-nangis karena perkaranya akan dipolisikan dan kemudian ditolong tapi kemudian menyerang habis-habisan seakan-akan tokoh C adalah najis yang membatalkan wudhunya. Dia lupa ketika ancaman penjara yang pernah akan membuatnya jauh dari keluarganya bertahun-tahun karena korupsi kelas terinya yang membuatnya dia dipecat dari singgasana projek secuil kue.
Jangan pula heran , jika ada si D yang datang ke tokoh E secara diam-diam meski tokoh E adalah target serangan udara melalui dunia online dia lakukan sangat kejam hanya demi sebungkus indomie.
Aneh memang , namun itulah kenyataannya. UNIK, TAK BERETIKA dan BERMUKA TEBAL. Saya tidak tahu apakah ini budaya ataukah karena tuntutan perut yang memaksa para pemain ini bersandiwara dengan menahan batin menekan moral dan perasaannya.
Hal ini mengingatkan saya , ucapan seorang tokoh penggerak demo dan aktifis akar rumput yang sudah lama minggir dari gelanggang perdemoan di Kota Depok. "Anggap aja semua itu becandaan anak-anak , namanya juga perut yang laparnya sehari 3x". Namun saya yakin , ini juga terjadi di daerah/kota lain. Mungkin karena tuntutan perut dan bayar kontrakan.
Tapi apapun itu, itulah Kota Depok yang mungkin mewakili corak warna budaya pergerakan aktifis politik akar rumput di seluruh kota kota di Indonesia yang didominasi oleh politik perut. Bagaimana dengan Kota anda?
Note, artikel ini sekedar hiburan dan memuat berbagai bahasa kiasan berupa sindiran positif yang membutuhkan kecerdasan intelektual , mental dan pengalaman berpolitik untuk memahaminya. Jangan memaksakan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H