Menurut Millah Abraham, seorang Mesias baru akan tiba kira-kira setiap 1.400 tahun untuk memulihkan agama lama dalam hubungan Abraham dengan Allah. Mereka bahkan percaya bahwa suatu hari, seorang Mesias baru akan muncul ada pengikut Millah Abraham akan dianiaya, seperti halnya Millah Abraham sedang dianiaya di Indonesia saat ini. "Apa yang Abraham, Musa, Yesus dan Muhammad sampaikan adalah sama dengan apa yang diberikan oleh GAFATAR," Dwiyanto, konsultan keuangan, menulis melalui WhatsApp. "Malam berubah menjadi siang."
Negara telah secara agresif mencoba untuk mengajar kembali mantan anggota GAFATAR dan mengembalikan mereka ke komunitas mereka dalam upaya untuk membasmi gerakan. Dalam satu pusat penahanan di Boyolali Jawa Tengah, ada yang terdaftar dalam program pelatihan kontroversial untuk militer Indonesia Bela Negara atau "Pertahanan Nasional"-milisi sipil, mungkin untuk menghidupkan kembali kesetiaan mereka kepada negara.
Dwiyanto ditampung di sebuah pusat penahanan selama beberapa hari setelah ia kembali ke Yogyakarta pada bulan Januari, namun sejak itu telah dirilis dan telah kembali bekerja. Ratusan mantan GAFATAR kurang beruntun  yang telah ditolak oleh keluarga dan komunitas mereka. Anak-anak telah terutama trauma.
Pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh Lembaga Bantuan Hukum tanggal 8 Juni untuk mantan anggota GAFATAR, salah satu alumni, Rizka Amelia, menangis saat menjelaskan anaknya yang mengalami trauma ketika polisi tiba-tiba mengevakuasi komunitas pertanian mereka di Kalimantan. "Saya tidak ingin dia tumbuh dengan ketakutan," katanya.
Namun, para penganut keyakinan ini bersikeras bahwa mereka tidak akan tergoyahkan oleh penganiayaan. "Anda tidak bisa membunuh keyakinan," kata Meifira. "Kamu tidak bisa."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H