Pantai Selatan Balekambang.
Keindahan pesona alam ialah suatu anugerah sang pencipta bagi umat-Nya yang patut kita syukuri. Salah satu keindahan tersebut dapat kita rasakan diPantai ini terletak di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Srigonco. Pantai ini bertabur pasir putih. Tiap tepinya memanjakan setiap wisatawan yang berkunjung di sini, baik lokal maupun mancanegara yang akan disambut dengan lezatnya kuliner khas daerah maupun pusat oleh-oleh di kawasan pantai.
Andai kamu tahu? Pantai ini memiliki gulungan ombak yang memancarkan cahaya indah ketika sang mentari menyinari airnya yang begitu bersih dan bening.
Sebagai informasi penting bagi kalian, Pantai Balekambang bukan hanya sekedar pantai saja, melainkan kalian akan menjumpai sebuah pulau kecil yang dihubungkan oleh jembatan dengan panjangnya kurang lebih 100 meter dari bibir pantai.
Di pulau tersebut terdapat sebuah Pure yang tiap 2 (dua) kali setahun menjadi pusat peribadatan umat Hindu se-Malang Raya. Momen ini merupakan kesempatan yang begitu berkesan dan tidak terlupakan bagi kami.
Kami mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Negeri Malang (UM) Kelompok Modul Nusantara Cakraunion memiliki agenda yang terjadwal setiap minggunya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang dapat menjadi sarana edukasi.
Kegiatan kebhinekaan kali ini pun dapat meningkatkan rasa toleransi dalam beragama. Diharapkan dengan kunjungan kami ke Pure Balekambang dapat menciptakan kerukunan dan mempererat antar umat beragama.
Pada saat kunjungan ke Pantai Selatan Balekambang, kami diajak oleh kakak mentor Modul Nusantara untuk mengunjungi pesanggrahan pemangku atau rumah seorang warga sekaligus selaku juru kunci yang rumahnya bersebelahan dengan Pure Balekambang.
Beliau pun bercerita sepenggal sejarah agama Hindu di kabupaten Malang dan juga sejarah berdirinya Pure Balekambang. Selanjutnya, kami dipersilakan memasuki dan berkeliling di kawasan Pure Balekambang untuk mengetahui tiap detailnya sembari menikmati keindahan laut.
Waktu pun menjelang petang tepat pada pukul 17.00. Rasanya perjalanan kami sudah cukup lama dan saatnya berpamitan kepada mbah pemangku.
Momen ini sangat sayang untuk dilewatkan. Kami bak menikmati romantisme di pinggir pantai sembari mengabadikan panorama yang memanjakan mata di tiap sudut pantai.
Rombongan pun bergegas pulang. Walau di tengah guyuran hujan, kami masih tetap semangat dengan penuh sukacita menikmati perjalanan yang terjal dan menanjak. Kepenatan kami cukup terbayarkan dengan ilmu dan pengalaman bermanfaat yang dapat kami bawa pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H