Kopi kemudian dipanggang secara tradisional dalam wadah besi yang dirancang khusus dengan gagang isolator. Kayu bakar berasal pohon kopi kering atau cengkeh dan memakan waktu sekitar satu jam untuk enam kilogram kopi sekali roasting.
Kopi mempunyai tiga kategori atau derajat kematangan, yakni light to medium (sedang), medium to dark (menengah mendekati sempurna) dan dark (awas gosong yah hehe).
Setelah kopi diroasting, kopi akan diistirahatkan (resting) terlebih dahulu selama kurang lebih enam jam untuk menghilangkan zat karbon (CO²) sisa pemanggangan kopi.
Zat karbon tersebut akan menjadikan kopi kurang aman untuk dikonsumsi terutama bagi penderita penyakit lambung.
Setelah kopi diistirahatkan, maka kopi kemudian disortir kembali untuk memilih roast bean yang benar-benar berkualitas dan siap digiling untuk menjadi bubuk kopi (coffee powder) menggunakan mesin penggiling semacam blender lalu ke tahap pengemasan hingga pemasaran.
Teknik pemasaran didukung juga oleh wadah kemasan yang menarik dan informatif. Selain itu, kemasan dapat menambah nilai jual suatu produk dan sebagai bentuk jaminan mutu terhadap kualitas produk kopi seperti halnya produk kopi Desa Sumberdem yang dikemas nan elegant.
Semua proses diatas masih benar-benar dijaga ketradisionalannya. Hal ini membuat kopi dari Kampung Kopi Sumberdem sangat autentik dan tentunya recommended buat kamu coba!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H