Mohon tunggu...
Muh Muhaimin
Muh Muhaimin Mohon Tunggu... lainnya -

Kepala Madrasah Ibtidaiyah PPAI Jl.Raya 38 Pandaanajeng Kec. Tumpang Kab. Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemenangan Pilihan Presiden Indonesiaku

10 Juli 2014   13:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:47 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil quick count masing masing capres menyatakan menang. Jika dibulatkan pada hakikatnya kedua capres ini draw, karena selisihnya plus minus 1-2%.  Yang menduduki Istana  adalah keberuntungan dan bukan kemenangan mutlak, karena separo dari pemilih Indonesia sudah dikondisikan oleh Tim Pemenang dengan penuh kekurangan yang menimbulkan kebencian.  Dan ketahuilah bahwa yang menjadi presiden nanti ada 50% nya masih  menyimpan rasa ketidaksukaan sebagai akibat informasi negatif dari semua pihak.  Apakah mungkin kelak beliau menjadi presiden idola Indonesia.?
Jika para Tim Sukses kemenangan memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi, atau negarawan yang patriotik, tentunya mereka sadar bahwa yang mereka informasikan akan membawa akibat buruk terhadap bangsa ini.  karena di antara mereka pasti akan menjadi Presiden yang dicintai sekaligus dibenci.  Dan mereka akan berhati-hati dalam statement negatif, karena akan menanamkan kebencian.  Dan sebaliknya mereka pasti  mengunggulkan kebaikan-kebaikan capres idolanya dan mengakui kebaikan capres lawannya sebagai pilihan anak bangsa yang terbaik, sehingga yang terpilih adalah presiden yang dieluk-elukan oleh pendukungnya maupun bukan pendukungnya.
Pelajaran yang dapat dipetik hari ini  adalah Pesta Piala Dunia yang bersamaan dengan Pesta Demokrasi.  Siapapun percaya bahwa Brazil adalah pemain yang baik dan patut menjadi juara.  Demikian juga Belanda, Argentina, dan Jerman.   Tetapi jika Brazil kalah 7-1 dengan Belanda, pasti anda masih mengatakan Brazil adalah Tim yang baik, dan dibanggakan.  Demikian juga kita akui kehebatan Belanda, walaupun pendukung berat Argentina. Walaupun kalah finalti, semuanya tetap mengatakan Belanda Tim hebat yang bukan basa-basi politik.
Tidak ada kebencian di antara pendukung-pendukungnya.  Sehingga kemenangannya adalah kemenangan yang membanggakan.
Bisakah kemenangan pilpres di negeri kita merupakan kemenangan yang membanggakan?
Tapi  nasi sudah manjadi bubur.  Mereka semua telah menyampaikan informasi buruk dari kedua belah pihak ke seluruh  dua ratus juta telinga rakyat Indonesia.
Akhirnya hanya satu yang diharapkan dari kita,  doa dari semua pihak.
Jika kita  merasa terdholimi dengan fitnah, dan kita  seorang patriot Indonesia, maka marilah berdoa yang baik, mumpung doa kita  dalam wilayah mustajabah.  "Doa'u madhlumin mustabah walau fasiqun,  Doa yang terdholimi adalah mustabah walaupun fasik"
"Allahumma malikum mulki, tu'til mulka man tasyaa, watanzi'ul mulka mimman tasyaa' watuizzu mantasyaau, wa tudlillu mantasyaa u, biyadikal khair, innaka ala kulli syaiini qadiir."
"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun