Mohon tunggu...
Lyfe

Sumpah Pemuda: Momentum Menghidupkan Aksi

29 Oktober 2016   10:54 Diperbarui: 30 Oktober 2016   15:44 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat peristiwa sumpah pemuda setiap tahunnya masih terus ada dan akan tetap ada. Peristiwa bersejarah bagi bangsa dengan menokohkan para pemuda sebagai inisiatornya. Awal dari persatuan seluruh jiwa-jiwa muda bangsa. Rela dan secara sadar meninggalkan fanatisme kedaerahan mereka. Jong java, jong batak, jong celebes, jong sumateranen bond, dan organisasi kedaerahan lain. Pun demikian dengan organisasi berdasarkan ras, suku, agama dan kelompok-kelompok lainnya. Semua bersatu dan hanya meneriakkan “Bangsa Indonesia” bukan kelompok-kelompok mereka sebelumnya. Sungguh luar biasa peristiwa bersejarah bangsa ini.

Sumpah pemuda sebagai peristiwa lahirnya bangsa indonesia untuk pertama kalinya. dianggap demikian karena pada akhirnya seluruh elemen bangsa dengan keanekaragaman yang mereka miliki, serta seluruh perbedaan yang membuat mereka tersegmentasikan menjadi satu dan utuh sepenuhnya. Tentu akan sangat bangga jika mengerti tentang hasil dari sejarah manis ini. tapi apakah hanya sampai disitu saja? hanya mengerti hasil tanpa mengerti proses perjuangan di dalamnya? Saya kira kita tidak akan mendapatkan esensi dari setiap perjuangan jika hanya mengerti hasil tanpa mengerti prosesnya. itu saja masih dalam tahap mengerti. Nah, selanjutnya, apakah kita semua memahami?

Sedikit saya uraikan tentang proses yang terjadi di dalamnya. Peristiwa ini berasal dari kongres pemuda II dan terdapat 2 kali rapat untuk pembahasan isi dan tujuan kongres tersebut. Semua berbicara tentang persatuan dan pentingnya berjuang demi bangsa yang merdeka. Tidak hanya itu, pembahasan tersebut hingga menjangkau semua aspek. Hingga akhirnya, lagu indonesia raya sebagai lagu bangsa indonesia dinyanyikan bersama untuk pertama kalinya. Sekaligus dinobatkan menjadi lagu resmi negara ini.  ditambah lagi, 3 poin penting sumpah para pemuda indonesia hasil perumusan kongres yang ditulis oleh Yamin dan menjadi dokumen penting bagi peristiwa ini.

Di atas merupakan cerita singkat tentang peristiwa ini. lalu, apa nilai-nilai yang dapat kita ambil? Pertama adalah perjuangan. Tidak mudah untuk dapat menyatukan berbagai golongan, apalagi mereka yang terlampau sebagai sekelompok yang idealis. Ditambah lagi dengan mereka yang begitu fanatis dengan golongan-golongan mereka. 

Sedikit orang yang sadar akan pentingnya persatuan. Maka peristiwa tersebut adalah bukti betapa serius dan beratnya para pemuda yang menjadi pelopor di dalamnya untuk berpikir tentang hal ini.

kedua adalah keberanian. Begitu beraninya mereka menyelenggarakan kongres nasional di tengah penjajahan kolonial yang tidak menghendaki mereka untuk itu.

Ketiga adalah pentingnya gerakan penyadaran. Bisa disimak dari awal mula kongres tersebut hingga akhir terciptanya sumpah pemuda. Semua isi di dalam pertemuan tersebut merupakan gerak penyadaran kepada pemuda bangsa. Mulai dari persatuan hingga nasib bangsa dan perjuangannya ke depan.

Dan yang ke-4 tentunya nilai-nilai persatuan dan cinta tanah air. Ditandai dengan 3 poin penting isi sumpah pemuda dan dinyanyikannya lagu kebangsaan indonesia raya pertama kali. Ditambah lagi, pergerakan-pergerakan perjuangan melawan penjajahan sebagai akibat dari peristiwa tersebut. Semakin gencar dan mulai menunjukkan taringnya. Pemuda menjadi sorotan bagi bangsa, dan mereka tidak seharusnya diremehkan begitu saja.

Momen sumpah pemuda jadi ajang bagi para pemuda untuk berlomba-lomba membakar semangat mereka dalam kehidupan berbangsa. Banyak aksi yang menjadi bahan mereka untuk bergerak. Beragam. Dimulai dengan tulisan, karya seni, budaya, kampanye media, aksi sosial, upacara seremonial, hingga aksi turun ke jalan dengan berbagai tuntutannya. Seluruh elemen mulai dari pelajar, mahasiswa, serikat  buruh, seniman, dan seluruh elemen lainnya. Yah, setidaknya sisi positif dari peristiwa ini sudah mulai digalakkan oleh kaum muda bangsa. Tapi, apakah hanya sampai pada momen ini saja. Lantas apakah masih membekas seiring berjalannya waktu hingga momen bersejarah ini berakhir? Sudah aksi, lalu hilang begitu saja? Kandas. Semua hilang tak berbekas. Agaknya ini menjadi sorotan penting bagi kita agar aksi itu tidak sebatas dipandang sebagai pencitraan dan ajang eksistensi belaka.

Sedikit mengamati pemuda di era sekarang ini. peristiwa sumpah pemuda masih terus dirayakan seperti yang saya sebut diawal tulisan. Semua merayakan, tapi apakah semua turut merasakan? Banyak dari pemuda masa kini tidak sadar akan gerak mereka yang menyimpang. Padahal, sudah mengatasnamakan “sumpah pemuda” sebagai nilai tawar yang mereka jual kepada khalayak.

Konser mengenai sumpah pemuda, misal. Telah jauh dari esensi nilai-nilai yang ada dalam momen ini. artis-artis besar menjadi daya jual mereka. Apa isi di dalamnya? Lebih banyak mengarah pada hura-hura belaka. Tidak menyentuh sama sekali. Pun hingga kulit terluar dari peristiwa sumpah pemuda ini. seluruh penikmatnya hanya terfokus pada idola mereka. Datang, keuntungan melimpah ruah, semua bergembira, dan sesudahnya? Hilang bak ditelan ombak. Tidak ada nilai sumpah pemuda yang dapat dijadikan bekal bagi penikmatnya.

Aksi event organizer ini hanya terbuang sia-sia, yang penting untung secara materi banyak mereka dapatkan. Memprihatinkan. Inti dari itu semua adalah bagaimana kita menghidupkan aksi itu agar penikmatnya terngiang di pikiran mereka tentang pentingnya sebuah nilai-nilai perjuangan. Dan selanjutnya akan ada aksi-aksi lain yang dipelopori oleh pemuda diluar setelah momen indah ini.

Saya jadi teringat ketika founding father Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan mengajarkan surat al-maun kepada santri-santrinya. Ketika itu santri beliau mulai bosan karena hanya surat itu saja yang diajarkan. Hampir 3 bulan lamanya. Mereka sudah hafal, bahkan faham makna di dalamnya. Dan singkat cerita, para santrinya pun menyuarakan kebosanan mereka kepada beliau. Beliau sengan santai menjawab, “apakah kalian sudah melakukan kandungan isi dari surat ini dalam kehidupan sehari-hari kalian, nak?”. Santrinya pun hanya tertunduk sembari merenung memikirkannya.Yah, sudah bisa diambil maknanya bahwa setiap ilmu itu harus berbekas dalam pikiran dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Pengejawantahan kepada  masyarakat lain yang dibutuhkan, agar mereka tersadar. Ilmu, iman, dan amal. Ilmu amaliyah dan amal ilmiyah harus tetap ada. Bukan setelah usai aksi, lalu dilupakan bergitu saja. Usai aksi lalu kembali kepada rutinitas yang bersifat merusak dan sia-sia saja. Coba renungkan!

Muncul pertanyaan baru, apakah masyarakat juga ikut merasakan momen sumpah pemuda ini? yang saya maksud adalah semangat daya juangnya. Terutama pada masyarakat kecil dan terpinggirkan. Apakah aksi yang pemuda lakukan sudah mereka rasakan? Dan apakah masyarakat kecil ini juga ikut terbakar semangatnya dengan adanya beragam aksi tadi? Mereka ini golongan yang butuh disadarkan dan diberdayakan. Agar momen ini bisa lebih massif di semua kalangan. Komentar mereka, “makan saja susah, la kok ikut-ikut yang seperti itu”. Hei bung! Mereka ini juga butuh disadarkan. Sentuh rakyat kecil untuk membangun semangatnya, hajat hidup kedepannya kelak. Maka muncullah gerakan pemberdayaan masyarakat, namun masih sedikit saja pergerakan itu. Sisanya hanya kegiatan-kegiatan untuk mendobrak eksistensi dan citra belaka.

Maka harus mulai tumbuh pemikiran-pemikiran yang dapat mendobrak kinerja pemuda yang jauh dari hakikatnya ini. aksi bukan sekedar aksi. Harus sampai pada esensi. Semua elemen harus merasakannya. Tidak terkecuali bagi masyarakat yang belum sadar akan inti dari momentum ini. sehingga masyarakat hanya jadi penikmat yang dibodohi oleh embel-embel “sumpah pemuda” yang kalian jual. Mari kembali kepada khittah perjuangan sumpah pemuda yang sebenar-benarnya.

Surabaya, 28 oktober 2016

Atas nama pemuda yang rindu dengan romantisme perjuangan masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun