SWARA DHARMA | Mojokerto, Rabu Pahing 19 juni 2024. Forum komunikasi Lintas Pelaku & Pemerhati Budaya Majapahit , kembali gelar dialog dan Sarasehan Budaya. Acara mengambil tempat di Balai Desa Pandan Krajan , Kecamatan Kemlagi,Kabupaten Mojokerto.
Hadir pada acara tersebut,Tokoh Masyarakat,para pelaku dan pemerhati Budaya,Babinsa,Babikumtibmas,Forkopimca Kemlagi , Kadisbudporapar dan Bupati Mojokerto dr. Ikfina Fahmawati, M.Si.Â
Motivator dan Pemerhati Budaya Wahyu Haminarko dalam paparannya menyampaikan "ada begitu banyak ancaman yang timbul dari eksitensi Kebudayaan kita saat ini,mulai dari adanya Dekadensi etika,Proxy war,Penyalahgunaan narkoba,serta ahir - ahir ini marak terjadinya kekerasan secara Fisik dan Verbal yang terjadi di hampir seluruh penjuru Tanah Air.
Ada sebuah Mitos yang sudah menjadi kepercayaan sebagian besar Masyarakat di Tanah Jawa tentang adanya fase Zaman akan terjadi SABDO PALON & NOYO GENGGONG TAGIH POTANG, yg mungkin ada yang beranggapan itu hanyalah sebuah Ilustrasi semu yang jauh dari Kebenaran.
Tetapi ada beberapa bukti secara Empiris yang bisa kita jadikan sebagai pisau Analisa atas munculnya kejadian kejadian yang NYINORO WEDI  ( ada hal yang aneh ) Red,yang  diluar nalar dan fikiran kita. Back to Culture atau kembali pada jati diri Budaya , setidaknya bisa menyelesaikan banyak hal  dengan cara adat dan Kesantunan " papar pria yang menyandang  Tiga melati emas ini.
Menjawab perranyaan dari beberapa Audiens , Norman Handito menegaskan "Pemkab Mojokerto pada prinsipnya masih tetap ingin mewujudkan Program pembangunan Taman Budaya Majapahit,dan Anggaran sudah keluar lumayan banyak,kita sekarang ini hanya menunggu hal - hal yang bersifat teknis aja soal itu " tegas Kadisporbudpar yang sudah menjabat selama 3 tahun ini.
Di akhir penutup acara Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmawati, M.Si. Â menyampaikan "Guyub Rukun Wilwatikta, harapan kami menjadi sebuah pedoman serta tata laku segenap lapisan Masyarakat yang ada di Kabupaten Mojokerto. Pemkab Mojokerto yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 - 2030,disitu sangatlah jelas bahwa kita sangat berkonsentrasi penuh pada pemajuan kebudayaan Majapahit.
Dan terlebih lagi Kabupaten Mojokerto juga memiliki Aset tari - tarian  yang cukup banyak, diantaranya ada Tari Mayang Rontek,dan di Desa Pandan Krajan ini ada Tari Roro Kemuning,namun alangkah baiknya bila beberapa aset tari - tarian ini segera dimasukkan dalam "HKI / HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL" . Pungkas Bupati Mojokerto.
Dialog di akhiri dengan memekikkan "BHINEKA TUNGGAL IKA , TAN HANA DHARMA MANGRVA"Â sebagai Uluk salam Budaya Majapahit.
Pewarta  Surya Prana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H