Mohon tunggu...
Cak Lubis Official
Cak Lubis Official Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis se-nusantara

Penulis Menata Peradaban Melalui Budaya Nusantara - DPC AKJII Kab. Mojokerto Raya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dalam Konteks Sosial Seorang Ningrat

20 Mei 2024   11:20 Diperbarui: 20 Mei 2024   11:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ningrat adalah kosa kata sangat populer untuk merujuk kelas kebangsawanan Jawa.terdari dua (2) suku kata NING dan RAT, Ning adalah keheningan, produk olah spiritualita meditasi dan Rat adalah kesemestaan, Ningrat adalah kesadaran kesemestaan melalui proses spiritualisme.

Dalam konteks sosial seorang Ningrat adalah seorang yang mengeloh kesadaran kesemestaan tersebut, siapapun bisa mengolah tidak terbatasi strata sosial tertentu misalnya semata darah biru saja. Ningrat adalah suatu konsep etik dan kosmologi kemanusiaan Jawa bukan masalah keturunan genealogi.

Dalam sketsa digambarkan seseorang dalam posisi duduk meditasi dalam gugusan galaksi adalah bentuk pengalaman meditasi masuk dalam kesadaran universal. Kepala dengan atribut topi kebangsawanan, artinya kebangsawanan Jawa adalah sebuah laku olah diri untuk mencapai kesadaran universal bukan atribut berdasarkan genealogi semata.

Kesadaran semesta adalah pengalaman spiritual mengalami keadaan melihat hamparan semesta, atau digambarkan melihat terjadinya penciptaan, dalam sinetron film Bollywood India lakon Krisna digambarkan ketika Krisna membuka mulutnya yang terlihat hamparan alam semesta raya, itulah gambaran sederhana tentang pengalaman universal

Secara teologi bisa dibaca karakter Ning-Meditasi-adalah basic-basic pola Budhis sedangkan Rat-Kesemestaan berbasic Siwaisme, konsep Ningrat bisa dibaca kepanjangan dari pola spiritual Siwa-Budha yang dilandasi dan diolah dengan cerdas oleh budaya Jawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun