Mohon tunggu...
Imam Suwandi
Imam Suwandi Mohon Tunggu... Konsultan - #NoViralNoJustice

Imam Suwandi adalah Magister Ilmu Komunikasi (Politik) berpengalaman sebagai direktur pemberitaan di detikborneo.com. Dosen/pengampu mata kuliah bidang jurnalistik (komunikasi) di Stikosa-AWS (kampusnya wartawan) di Kota Surabaya. Tenaga Ahli (staf Sekretariat) Dewan Pers bidang komunikasi yang membantu dalam memproduksi konten publikasi di media resmi, sebagai penulis/editor di Buletin Dewan Pers (majalah bulanan), media sosial, dan mengelola studio multimedia. Pengalaman sebagai News Producer di Metro TV menggawangi Program Berita Reguler dan Program Citizen Journalism dan ditugaskan sebagai Kepala Desk di Metrotvnew.com (Medcom.id) untuk video berita reguler dan konten video. Selain itu, penulis buku "Langkah Otomatis Jadi Citizen Journalist".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Analisis Politik Pencitraan: Pertarungan Banteng vs Pohon Beringin

6 April 2022   16:00 Diperbarui: 6 April 2022   16:08 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Politik Pencitraan: Pertarungan Banteng Vs Pohon Beringin

oleh Imam Suwandi

Baliho besar terpampang di ruas jalan raya ibukota dan pinggir jalan raya utama. Terlihat dari kejauhan dua gambar pemimpin partai terbesar di Indonesia yakni Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau lebih familier kita sebut PDI Perjuangan dengan logo banteng moncong putih. Puan Maharani dengan pose senyum menawan berbaju merah terang dengan background langit berwarna merah bertulis "Kepak Sayap Kebhinekaan".

Selanjutnya, disimpang jalan yang tidak jauh, terpasang juga baliho yang ukurannya tidak kalah besar terpanjang berwarna kuning menyala terpasang gambar sosok petinggi partai berlambang pohon beringin yakni Airlangga Hartarto bertuliskan #Kerja Untuk Indonesia dengan warna merah di sejumlah titik strategis di berbagai daerah di Indonesia. 

Tentu saja untuk memasang baliho besar yang berjumlah banyak membutuhkan biaya yang tidak ringan. Pemasangan baliho itu tentu saja bukan tanpa makna. Masyarakat awam pun paham bahwa itu bagian dari promosi atau cara menjual diri. Apalagi kalau tujuannya bukan kursi !!!

Momentum menjelang pemilihan umum menuju 2024 ini kita akan siap-siap disuguhkan pemandangan baliho macam itu di berbagai sudut jalan. Tanggapan masyarakat tentu saja beragam.

Bagi masyarakat awam pemandangan ini adalah lazim. Sementara bagi sebagian lain pemandangan tersebut mengganggu dan ada pula yang mendapatkan keutungan dari maraknya pemasangan baliho.

Sebagai mahasiswa pascasarjana dengan peminatan komunikasi politik di universitas Mercu Buana Jakarta saya tertantang untuk mendalami apa makna yang terkandung dalam fenomena pertarungan dua petinggi partai besar di Indonesia ini.

  

Kali ini dibimbing oleh Dosen Mata Kuliah Media dan Politik Pencitraan Dr. Afdal Makkuraga Putra, M.Si. dalam menggunakan Kacamata Politik Pencitraan dengan menggunakan konsep-konsep Margaret Scammell dalam Journal of Political Marketing, 14:7--18, 2015 berjudul "Politics and Image: The Conceptual Value of Branding." dan konsep-konsep Richard Speed, Patrick Butler & Neil Collin dalam Journal of Political Marketing, 14:129--151, 2015 berjudul "Human Branding in Political Marketing: Applying Contemporary Branding Thought to Political Parties and Their Leaders."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun