Mohon tunggu...
Imam Suwandi
Imam Suwandi Mohon Tunggu... Trainer & Motivator Citizen Journalist | Praktisi Media -

CakImamSuwandi pernah menulis Buku Langkah Otomatis Jadi Citizen Journalist tahun 2010. Diterbitkan PT. Dian Rakyat, Jakarta. Arek Suroboyo ini aktif berbagi ilmu 'selfie journalism' (citizen journalism | audio visual) dan sebagai founder Komunitas Citizen Journalist di Indonesia (Facebook). Twitter: @cakimamsuwandi | Blog: Cakimamsuwandi.blogapot.com | Fb: Komunitas Citizen Journalist Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tongsis Reporter atau Selfie Journalism?

31 Desember 2014   20:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:05 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420007795287371191

Siapa sih yang nggak pernah photo selfie? hehehe... Jangan-jangan Anda yang membaca tulisan ini juga salah satu pelaku selfie mania! hahaha...nggak masalah kok. Yang penting jangan terlalu alay kwkwkw...

Nah, lalu apa hubungannya dengan judul Tongsis Reporter atau Selfie Journalism diatas?. Semuanya bermula dai iseng dan main-main saja... Namun ternyata, hal yang tadinya kita anggap biasa-biasa ini ternyata bisa jadi luar biasa lho…

Dengan berbekal tongkat narsis saya memasang camera mini untuk jalan-jalan ke tempat wisata di daerah Sukabumi. Dalam perjalanan saya merekam dengan camera mungil itu dan sesekali saya juga pasang di tongsis untuk mengambil video saya dan teman-teman sedang menikmati alam. Sesekali saya juga ngobrol dengan tongsis camera itu.

Ternyata dari hasil iseng saya itu, sayapreviewdi laptop ternyata hasil gambarnya sangat bagus dan menarik. Ini karena camera mungil yang saya gunakan adalah camera full hd (resulusi tinggi). Setelah saya amati lebih jauh ternyata hasil gambar dan suara wawancara yang saya hasilkan dari rekaman itu juga sangat baik.

Alhamdulillah saya menemukan ide...celetuk saya dalam hati. Inilah jawabannya!...batin saya.

Ya, beberapa bulan belakangan saya mendapatchallangeuntuk mengembangkanvideo news portaldi tempat saya bekerja. Saya sudah bekerja di Metro TV sejak 2005 lalu. Saya sudah pernah menjadi editor sampai tahun 2012. Banyak program tv yang sudah saya "potong-potong" hehehe diantaranya Kick Andy, Mata Najwa, Mario Teguh, I Witness dan banyak lainnya...

Dan ternyata selama saya mengedit program dan berita tv itu, alhamdulillah saya juga telah menulis sebuah buku "Langkah Otomatis Jadi Citizen Journalist" yang diterbitkan oleh PT Dian Rakyat yang notabene milik dari Sutan Takdir Alisjahbana, adalah seorang sastrawan dan ahli tata bahasa Indonesia. Buku tersebut berisi pengalaman saya bekerja di dunia jurnalistik sejak saya masih sekolah hingga bekerja diberbagai media cetak, radio dan televisi.

Setelah saya menulis sebuah buku akhirnya saya mendapat promosi untuk menjadi news producer. Selama jadi producer saya pernah bekerja di program berita Metro Pagi, Wideshot dan Metro Siang. Dan kini saya diminta untuk menggawangi berita video dan photo di www.metrotvnews.com.

Nah kembali ke tongsis, saya berfikir serius tentang "video news portal". Konsep apa yang bisa membuat tayangan berita video apa yang bisa membedakan dengan berita tv yang biasa saya buat sebelumnya di Metro TV?

Konsep #tongsisreporter inilah yang membuat kemasan berita video ini berbeda dengan televisi pada umumnya. Keisengan saya merekam dengan camera mungil itu muncul menjadi jawaban atas kegundahan saya selama ini.

Akhirnya saya pun "nekat", saya ngobrol dengan Pak Suryopratomo, Direktur Pemberitaan Televisi di tempat saya bekerja. Dan saya akhirnya shoting dengan beliau mengulas redaksional berita dengan menggunakan tongsis untuk pertama kalinya. Selain itu saya juga menggunakan camera 2 untuk menunjukkan bahwa wawancara saya menggunakan tongsis camera.

Kami berdiskusi sambil berjalan dari taman menuju ruang redaksi. Bahkan dalam perjalanan wawancara kami itu berpapasan dengan Najwa Shihab Presenter Mata Najwa yang beken itu lho…hehehe… dan ternyata Najwa juga sempat bertanya ini ada apa ke tim produksi saya…dan dijawab dengan enteng untuk web.

Ternyata konsep #tongsisreporter ini juga mendapat sambutan yang baik dari Pak Tommy panggilan akrab untuk Pak Suryopratomo. "Ini bisa sejalan dengan konsep blusukan Jokowi!" ujarnya saat kami berbincang di café Metro TV. "Kenapa tidak buat program tongsis blusukan?" tambahnya sambil bercanda. Waktu itu saya juga tertarik membuat konsep berita yang santai dan bisa cepat dilakukan tanpa tergantung cameraman atau alat yang ribet-ribet. Cukup menggunakan camera mungil dan tongsis bisa langsung buat berita dan langsung segera tayang.

Usai, kami shoting dan mengundang perhatian di ruang news room. Akhirnya, dibantu tim produksi saya Reza dan Syawal program "experimen" saya itu tayang di metrotvnews. Dan hasilnya lumayan mencuri perhatian netizen.

Hingga akhirnya, saya dipertemukan dengan Pepih Nugraha Punggawa Kompasiana dalam sebuah acara journalist gathering di resto Locanda, Jakarta. Kesempatan itu tentu saja tidak saya sia-siakan. Lantas saya ajak bung Pepih untuk wawancara tongsis. Ternyata, wawancara tongsis tersebut mendapat apresiasi yang tidak saya bayangkan sebelumnya.

" Wah, ini bisa jadi terobosan buat reportase citiezen journalism", katanya. "Tidak hanya itu ini wawancara kreatif yang bisa dilakukan reporter mainstream media" tambahnya sambil mengacungkan jempol. Tentu saja ucapan dan perhatian bung Pepih ini masih mengiang dalam telinga saya.

Hingga, hari ini Rabu (31/12/2014) bung pepih yang saya telepon, menyarankan saya untuk menulis tentang "Selfie Journalism". Saya yang tadinya hanya ingin mengucapkan selamat atas perkembangan kompasiana yang pada 2015 akan meluncurkan kompasiana tv, malah menantang saya untuk menulis buku hehehe….

Ok, Siap mas jawab saya. Saya mohon dukungannya dan jangan lupa undang saya ya…kalo ada acara ya…celetuk saya…Siap, mas jawab bung Pepih.

#tongsisreporter atau #SelfieJournalism

Link Wawancara Selfie Journalism Saya dengan Pepih Nugraha:

http://video.metrotvnews.com/play/2014/12/11/330460/pepih-nugraha-media-arus-utama-perlu-mengadopsi-media-sosial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun