Perjalanan berikutnya di Pangkalan Bun adalah mengunjungi Istana Lawang Agung Bukit Indra Kencana atau disebut juga dengan Istana Kuning. Nama Istana Kuning bukan sebutan harfiah karena istana tersebut tidak berwarna kuning tapi berwarna coklat, warna alamiah tekstur kayu ulin sebagai material konstruksi bangunan istana. Arti kuning merujuk pada warna kain yang berwarna kuning yang sering dipakai pada upacara adat, bersifat sakral.
Istana Lawang Agung Bukit Indra Kencana dibangun mulai tahun 1809 M oleh Sultan IX, Pangeran Ratu Imanudin. Beliau memindahkan Ibukota Kerajaan Kutaringin (Kotawaringin) pada tahun 1811 M (1231 H) dari Kutaringin (Kotawaringin Lama) ke Sukabumi Indra Sakti atau Pangkalan Bu’un Sukabumi yang kemudian hari dikenal dengan istilah Pangkalan Bun.
Istana Lawang Agung Bukit Indra Kencana pernah dipakai menjadi gedung DPRGR, dikosongkan tahun 1976, dan terbakar tahun 1986. Istana Kuning direhabilitasi pada tahun 2000-an.
Tiang bendera kerajaan di depan halaman utama ini dianggap keramat. Konon dulu pernah alat berat hendak menggusur tiang tersebut namun alat berat itu tidak sanggup menggesernya. Bahkan sang operator alat berat jatuh sakit hingga meninggal dunia.
Simbol Kerajaan Kutaringin terpatri di pagar halaman luar Istana Kuning.
Meriam kuno kerajaan Kotawaringin bermotif kaligrafi buatan tahun 1840. Pada mulanya berada di depan Istana Kuning. Pasca kebakaran Istana Kuning, meriam-meriam kuno tersebut kemudian digeser ke samping.
Meriam kuno di depan Rumah Jabatan Bupati Kotawaringin Barat termasuk warisan Kerajaan Kutaringin, buatan tahun 1749.