Mohon tunggu...
Cak Idur
Cak Idur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobi membaca dan menulis. Tertarik dengan ICT, pertahanan, teknik, dan sosio-ekonomi.. Ngeblog juga di www.cakidur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Astana Al-Nursari

26 Maret 2014   03:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerajaan Kutaringin didirikan oleh Pangeran Adipati Antakusuma di daerah yang disebut dengan Tanjung Pangkalan Batu di Kotawaringin Lama, pinggir sungai Lamandau. Di sini terdapat Astana Al-Nursari yang merupakan istana kerajaan sebelum akhirnya dipindahkan oleh Sultan IX ke Istana Kuning di Pangkalan Bun pada tahun 1811 M. Untuk mencapai Astana Al-Nursari di Kotawaringin Lama bisa ditempuh dua rute dari Pangkalan Bun, ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Pertama via jalur air melewati sungai Arut dan Sungai Lamandau, dahulu ini merupakan jalur satu-satunya.

Pemukiman Kotawaringin Lama

Setelah dibangun 2 jembatan yang melintasi sungai Arut dan sungai Lamandau, Kotawaringin Lama bisa diakses via darat dari Kampung Baru Pangkalan Bun. Hingga tulisan ini dibuat, proyek penyelesain jalan masih tengah berlangsung.

Perumahan pinggir sungai Lamandau

Astana Al-Nursari

Gerbang Kompleks

Astana Al-Nursari, view kanan depan.

Astana Al-Nursari, view samping kanan

Astana Al-Nursari, view samping kiri

Pintu masuk depan

Pintu samping kanan

Ruang utama

Koleksi senjata dan gamelan

Koleksi gerabah

Koleksi tempayan dan gerabah

Koleksi meriam

Koleksi senjata meriam

Salah satu koleksi meriam

Senapan meriam berkepala naga

Pintu ke ruangan dalam

Rumah "Mariam Baranak"

Meriam beranak merupakan legenda mistis dimana meriam yang ada di dalam bangunan tersebut bertambah sendiri jumlahnya. Konon ada beberapa meriam yang terjatuh ke dalam sungai Lamandau ketika diangkut untuk dipindahkan ke Istana Kuning Pangkalan Bun pada saat pemindahan ibukota kerajaan pada masa Pangeran Imanuddin, Sultan IX. Di kemudian hari meriam yang hilang karena jatuh ke dalam sungai ditemukan telah berada di dalam Astana Al-Nursari dengan sendirinya. Anda penasaran? Silakan berkunjung wisata sejarah di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun