Mohon tunggu...
Henry Pamungkas
Henry Pamungkas Mohon Tunggu... -

Hidup ini cuma sekali, janganlah salah berkali-kali.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Majulah Indonesiaku dengan Belajar kepada Karbon

12 April 2012   16:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda, apa persamaan antara Arang dan Intan?

Yup! Mereka berdua sejatinya adalah Karbon. Dari sisi harga / nilai tentu saja intan jauh lebih mahal dari pada arang. Intan berkilau, arang hitam kotor. Intan kuat dan keras, arang mudah remah. Intan dipamerkan, arang disembunnyikan. Bagaimana sebuah materi yang sama - sebagaimana kita manusia -  bisa menjadi wujud dan mempunyai karakter yang sangat bertolak belakang?

Karbon bisa membentuk menjadi intan karena dia berada pada suatu lingkungan yang menggembleng dirinya dengan tekanan dan suhu yang tinggi dalam jangka waktu lama.  Perlahan susunan atomnya mengambil posisi teratur menjadi kepribadian yang padat, rapi, dan sistematis sehingga membentuk ikatan kristal yang kuat. Sedangkan arang, dia dibentuk dalam hitungan menit! Bakarlah kayu. Setelah dia pijar dan belum sampai menjadi abu siramlah dengan air. Sang karbon telah menjadi arang yang berkepribadian lemah, mudah hancur karena tidak teratur, dan keberadaanya mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Di suatu lingkungan lain yang terdiri dari  'orang-orang' kuat dan difasilitasi oleh besi / Ferrum (Fe), berkumpullah Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (V), dan bahkan Wolfram (W). Semua unsur-unsur kuat itu mempunyai daya untuk melakukan pekerjaan besar dan sulit. Tetapi apalah artinya kekuatan pribadi jika tidak diimbangi dengan keakuran. Jika mereka disatukan tidak akan terbentuk suatu paduan yang kuat. Sekuat apapun sang  fasilitator Fe berusaha menyatukan, mereka kukuh berdiri sendiri sehingga mudah dipatahkan. Besi Fe perlu kehadiran Karbon (C) sebagai juru damai bagi unsur-unsur kuat tadi. Secara fisik Karbon jauh lebih lemah daripada mereka, tetapi Karbon mengenali karakter masing-masing pihak, mengerti kebutuhan dan keinginan mereka, lalu meleburkan dirinya sehingga bisa menjadi perekat diantara mereka. Karbon telah 'menyesuaikan' karakternya sehingga terbentuklah karbida: chrome carbide, vanadium carbide, dst dan mereka semua menjelma menjadi high alloy steel - baja paduan tinggi - yang mempunyai karakter dan kekuatan jauh lebih baik daripada jika mereka berdiri sendiri.

'Sekedar mengamati fenomena alam untuk memperkuat kepribadian'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun