Kemudian saya membandingkan dengan situasi di kota tempat domisili saya, Bogor. Di wilayah pusat Kota Bogor, masih banyak angkot yang beroperasi di wilayah pusat kota sampai dengan menjelang tengah malam. Â
Dan jika berbicara soal operasional angkot di Kota Bogor, kota ini bahkan kerap dijuluki 'kota seribu angkot'. Karena begitu dominannya keberadaan angkutan umum bercat hijau ini di jalanan Kota Bogor.
Ya, meski di satu sisi banyak pihak menilai jumlah angkot di Kota Bogor sudah terlalu banyak, nyatanya angkot masih jadi salah satu transportasi publik andalan warga Kota Bogor untuk bermobilitas, maupun warga luar Bogor yang berkeperluan di Kota Bogor.
Ibu saya termasuk yang dalam masih mengandalkan angkot untuk menuju lokasi beraktivitas. Beliau malah mengatakan bertransportasi menggunakan angkot lebih praktis karena tak perlu memesan dahulu seperti jika ingin menggunakan moda transportasi daring. Â
Namun baru-baru ini, Dinas Perhubungan Kota Bogor kembali mengemukakan rencana untuk mengurangi kembali jumlah angkot beredar, dari yang masih berjumlah 3.003 unit (yang terdaftar) saat ini, menjadi 2.000 unit pada akhir tahun 2024.
Marse Hendra Saputra, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor seperti dikutip Antara pada 2 Agustus 2024 menyebut sebelumnya pada akhir 2023 jumlah angkot di Kota Bogor yang tercatat sebanyak 3.400 unit. Namun berangsur berkurang jumlahnya menjadi 3.003 unit saat ini.
"Jumlah angkot saat ini sudah melalui berbagai tahap pengurangan. Idealnya, kami perkirakan jumlah angkot yang dibutuhkan (di Kota Bogor berkisar antara 1.400 hingga 2.000 unit," ujar Marse.
Ia mengatakan, penurunan jumlah angkot ini sudah melalui sejumlah program seperti reduksi, konversi, dan penghentian angkot yang secara teknis usianya sudah lanjut. Untuk mewujudkan target tersebut, Marse menyebut, Dishub Kota Bogor berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Organisasi Angkutan Darat (Organda), KKSU transportasi, serta pengusaha dan penggiat angkot.
Dengan langkah-langkah itu, Marse berharap dapat meningkatkan efisiensi layanan angkutan kota dan memenuhi kebutuhan transportasi publik di Kota Bogor dengan lebih baik.
Namun penataan angkot di Bogor sampai saat ini nampaknya masih jauh dari kata konsistensi.
Sebagai contoh, pada pertengahan tahun lalu, Wali Kota Bogor saat itu Bima Aria Sugiarto menyebut angkot akan tidak akan beredar lagi di jalur utama Kota Bogor pada akhir 2023. Namun nyatanya sampai dengan lengsernya politisi Partai Amanat Nasional ini pada tahun ini, angkot masih menjadi angkutan umum yang dominan, mengalahkan Biskita Trans Pakuan yang dahulu sempat digadang-gadang menjadi pengganti angkot di Bogor.