Dengan struktur media terpusat di Negeri Ginseng itu, begitu ada beberapa media mengangkat suatu permasalahan, khususnya yang menyangkut selebritis, maka berita itu akan menyebar cepat dan segera berdampak besar.
Media sosial dalam hal ini pun berperan mempercepat penyebaran rumor dan skandal. Dan kecenderungan orang Korea berkumpul dalam kelompok terlihat saat mereka merespons skandal figur publik lewat media sosial.
Pada akhirnya, cancel culture ini pun bak pedang bermata dua. Di satu sisi, selebriti Korea Selatan yang menganggap serius budaya ini, berusaha menjaga sikap dan perilaku sebaik mungkin mengingat dampak sosialnya pun juga besar.
Namun di sisi lain, akan sulit bagi selebritis yang nama dan karirnya sudah terlanjur tercemar oleh sebuah peristiwa negatif. Meskipun belum tentu tindakan negatif dilakukan oleh sang selebritis.
Meski demikian, ada pula sejumlah selebritis yang pada akhirnya bisa bangkit kembali dan mendapat kesempatan kedua untuk berkarir di dunia hiburan, usai tuduhan tindakan negatif tak terbukti pada dirinya.
Di sinilah, saya bersyukur, cancel culture di Indonesia cenderung 'angin-anginan', alias tak sekejam di Korea Selatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI