Hari ini, saya membaca ulang berita 4 orang anak yang dibunuh secara keji oleh ayah mereka sendiri, Panca Darmansyah, di Jakarta Selatan, pada 3 Desember lalu. Kita tentu sepakat dilihat dari sudut pandang apapun, tindakan Panca menghabisi nyawa empat anaknya merupakan tindak kejahatan kelas berat.
Panca yang semula juga berniat untuk mengakhiri hidupnya usai membunuh keempat anaknya, kini justru menjadi tersangka dalam kasus tersebut, dan terancam hukuman maksimal hukuman mati.
Dan tak hanya menjadi tersangka atas kasus kematiannya empat anaknya, Panca juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, Devnisha.
Akan tetapi, satu hal yang menarik perhatian saya, yakni ketika Panca dihadirkan di depan pewarta di Mapolres Jakarta Selatan pada pekan lalu. Saat ditanya polisi motif tindak KDRT yang dilakukannya, Panca mengaku tindakannya itu sebagai buntut kekecewaan kepada istrinya yang diketahuinya berselingkuh.
Tak cuma dengan satu orang, Panca menyebut istrinya berselingkuh dengan tiga pria sekaligus. Ia menyimpulkan hal tersebut usai menyelidiki melalui akun Instagram sang istri, dan menemukan percakapan dengan pria lain layaknya sepasang suami istri.
Saya tidak membenarkan tindakan kekerasan Panca terhadap istrinya, apalagi terhadap anak-anaknya yang yang mengakibatkan nyawa mereka terenggut, sebagai pelampiasan dari rasa kesal Panca terhadap perselingkuhan istrinya. Â
Meski demikian saya pun tidak pula mentoleransi tindakan perselingkuhan-jika memang benar itu terjadi-antara Devnisha istri Panca dengan pria lain. Apapun bentuk dan tindakannya, perselingkuhan jelas bisa menjadi bahaya laten yang mengancam keutuhan rumah tangga sepasang suami istri.
Celakanya, justru ada saja suami atau istri yang seolah menormalisasi perselingkuhan. Dan menganggap masalah akan selesai ketika suami atau istri yang ketahuan selingkuh meminta maaf pada pasangannya.
Jika sudah seperti itu, pasangan sah yang diselingkuhi bisa saja memaafkan. Namun tentu saja takkan bisa melupakan. Â
Bicara soal perselingkuhan, beberapa waktu lalu, kawan akrab saya, sebut saja namanya Wira, yang sudah lama menikah dan dikarunai tiga orang anak, mengaku beberapa waktu sebelumnya ia bertemu kembali dengan salah seorang kawan perempuannya semasa SMA, sebut saja namanya Tiara.
Ternyata, pertemuan itu membuat Wira dan Tiara 'ketagihan' untuk bertemu kembali. Mereka pun menjalin hubungan rahasia tanpa diketahui suami dan istri masing-masing.