Sejumlah akun media sosial mengunggah potongan dialog Ganjar dengan Najwa. Ganjar mengatakan "Lulusan terbaik masa jadi MC?" kepada Najwa sang pembawa acara.
Najwa spontan menjawab "Saya jurnalis lho, mas.."
"Kalau bukan MC, masa lulusan terbaik jadi jurnalis?" balas Ganjar.
Najwa kemudian menjawab bahwa jurnalis juga menjadi profesi yang membanggakan. Ganjar pun tak menyalahkan Najwa dengan pilihannya. Â
Namun menurut mantan gubernur Jawa Tengah ini, lulusan terbaik juga menjadi harapan bagi kampus (perguruan tinggi) untuk masa mendatang, dengan mengajarkan ilmu yang dimiliki. Bacapres PDIP dan Partai Perindo ini nampaknya enggan melanjutkan perdebatan.
Medol dan medos pun serentak gaduh pasca potongan dialog tersebut. Bahkan opini di medol dan medsos pun mengarah pada Ganjar yang dinilai melecehkan profesi jurnalis.
Sementara dari sudut pandang yang lain di medsos, Ganjar dan Najwa, dinilai sama-sama merendahkan profesi MC. Ganjar dianggap beropini lulusan terbaik tak pantas menjadi MC, sementara Najwa dinilai tak perlu malu atau merasa rendah jika disebut sebagai MC.
Kawan saya di medsos bilang, Najwa juga harusnya terima saja jika dibilang sebagi MC oleh Ganjar. Karena nyatanya di acara yang berlangsung off air itu, otomatis dirinya menjadi MC, bukan jurnalis atau news anchor.
Wah, jadi melebar ke mana-mana ya.
Well, mungkin karena Ganjar adalah bacapres makanya medsos dan medol pun ramai membahas soal pernyataannya itu. Sedangkan kawan saya yang bukan siapa-siapa, bukan tokoh terkenal, jadi tidak akan menjadikan medsos dan medol menjadi heboh.
Hemat saya, tidak ada yang salah dengan pernyataan Ganjar. Najwa pun tidak salah. Putri pendakwah kondang Quraish Shihab ini pun usai acara tersebut, menilai pernyataan Ganjar lebih kepada pentingnya institusi pendidikan mendapatkan orang-orang terbaik (untuk menjadi pengajar).