Dulu, ketika saya duduk di kelas V SD jelang akhir tahun ajaran atau sesudah pelaksanaan ulangan umum, wali kelas saya mengumumkan bahwa seluruh siswa kelas V harus menghadiri 'wisuda' kelas VI.Â
Itu karena buku laporan hasil pendidikan (rapor) caturwulan III akan dibagikan bersamaan dengan pelaksanaan 'wisuda' tersebut.
Saya dan sebagian teman sekelas saya saat itu pun bertanya pada wali kelas soal makna wisuda yang disebutkan akan diikuti oleh siswa kelas VI. Yang saya ingat lebih kurang dialognya seperti ini:
"Pak, maksudnya wisuda kelas VI itu apa ya?"
"Ya itu, kan kelas VI sudah selesai menempuh tingkat SD. Jadinya ya diwisuda, seperti sarjana gitu,"
Kami para siswa pun tak melanjutkan dialog itu, ya mungkin karena masih kecil, jadi manut saja sama penjelasan bapak guru.
Nah, pagi ini, salah seorang kawan saya mengunggah swafotonya bersama sang anak, yang baru saja menyelesaikan masa taman kanak-kanaknya.Â
Dalam foto tersebut, terlihat sang bocah menggunakan toga lengkap dengan topi segilima bertali, layaknya seorang wisudawan perguruan tinggi ataupun calon guru besar.
Ingatan saya pun langsung melayang ke sebuah meme yang pernah saya baca. Dalam meme itu tergambar sejumlah anak TK yang menggunakan toga dan diberi caption:
"Buat para sarjana, nggak usah sombong karena pernah memakai toga dan diwisuda. Anak TK juga sekarang diwisuda dan pakai toga..."
Jlebbb....