Karena hubungan antara talent dan klien dalam hal ini adalah pertemanan bukan pacaran yang "mentoleransi" sentuhan fisik.
Nah, kesamaan antara teman sewaan dan pacar sewaan, Yakni kebutuhan akan perhatian dari orang-orang di luar keluarga. Dan aplikasi teman dan pacar sewaan ini menjadi sebuah fasilitas yang memberikan kemudahan dan kepraktisan untuk mendapatkan itu semua.
Sebelum berkembanganya bisnis daring, untuk mendapat teman tentu kita harus keluar dari rumah dan tidak semua orang yang ditemui di luar rumah bisa dijadikan teman.Â
Namun bayangkan, dalam perkembangannya, hanya dengan menggunakan aplikasi di ponsel---yang tentunya bisa dilakukan dari rumah---kita bisa menemukan dan mendapatkan seseorang yang tidak kita kenal, namun bisa menemani kita berkegiatan, mulai dari jalan-jalan, makan, hingga berbelanja bersama.
Akan tentu saja ada harga yang harus dibayar dari kemudahan yang ingin didapatkan tersebut. Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengembangkan aplikasi penyewaan teman dan pacar sewaan tersebut.
Nah, karena hubungan pertemanan dalam jasa sewa menyewa teman itu hanya berdasarkan kesepakatan yang dibatasi oleh harga, makanya hubungan pertemanan itu pun akan 'berakhir' jika jangka waktu sewa sudah selesai.
Peneliti ilmu saraf penulis 'Loneliness: Human Nature and the Need for Social Interaction', John T. Cacioppo menilai, jasa sewa teman mungkin bisa menjadi solusi praktis yang sesaat, karena membantu orang bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan orang lain secara periodik.
 Tetapi, jika digunakan sebagai pengganti hubungan yang bermakna dan lebih langgeng, jelas tidak bisa.
Jika anda ingin memiliki teman dalam arti sebenarnya dan hubungan pertemannnya lebih nyata, mungkin memang anda harus mendapatkannya dengan cara keluar dahulu dari rumah. Bukan melalui jalur dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H